Solok maksimalkan intensifikasi lahan sawah tingkatkan produksi beras

id Kota Solok, dintuntut, maksimalkan intensifikasi, lahan persawahan

Solok maksimalkan intensifikasi lahan sawah tingkatkan produksi beras

Objek wisata Sawah Solok, Sumatera Barat yang menjadi salah satu tempat tujuan berlibur sejumlah wisatawan ke daerah itu (ANTARA/Laila Syafarud)

Solok (ANTARA) - Pemerintah Kota Solok, Provinsi Sumatera Barat melakukan intensifikasi lahan sebagai langkah untuk peningkatan produksi beras karena total lahan persawahan di kota itu cukup sedikit.

“Intensifikasi lahan perlu dilakukan setelah masa panen, lahan kembali ditanam sehingga produktivitas bisa terus ditingkatkan,” ujar Wali Kota Solok Zul Elfian Umar di Solok, Sabtu.

Ia mengatakan, perluasan lahan pertanian di Kota Solok sudah tidak memungkinkan lagi sehingga strategi yang dilakukan adalah dengan intensifikasi lahan, pemanfaatan teknologi, serta alat dan mesin pertanian (alsintan).

“Kita sudah punya perda untuk mempertahankan luas lahan sawah yang ada saat ini. Jika intensifikasi dilakukan, ada potensi produksinya ditingkatkan,” ujarnya.

Ke depannya, Pemkot Solok akan menggarap dan memaksimalkan program-program yang bersifat mempertahankan luas lahan persawahan, sehingga ada perlindungan bagi lahan sawah supaya tetap terjaga dan tetap produktif.

“Sangat riskan ada pengurangan lahan meski sedikit, kalau itu dalam jangka panjang, begitu juga hasil panen walaupun melebihi target panen tahunan, tetap harus peka pada pengurangan, jangan sampai terjadi,” katanya.

Tidak hanya itu, Pemkot Solok juga memprioritaskan peningkatan kualitas produk unggulan yakni Beras Solok karena untuk memasuki pasar yang lebih luas sehingga produk harus dikelola lebih profesional.

Menurut dia, saat ini sudah ada jalinan kerja sama dengan pihak ketiga dalam peningkatan mutu, nilai jual, dan pengepakan sehingga momentum tersebut seharusnya bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas produk, serta peningkatan SDM petani.

“Beras Solok juga sudah memiliki sertifikat Indikasi Geografis (IG), sebagai jaminan keaslian, maka itu sudah saatnya kita merambah pasar yang lebih luas lagi,” kata dia.

Ia mengimbau supaya dinas terkait melakukan pembentukan dan penunjukan badan usaha ketersediaan benih murni, pendapatan lahan petani yang sesuai indikasi geografi, dan tersedianya infrastruktur pasca panen (dry dan rice mill unit).

Adapun, coverage area Beras Kota Solok IG untuk wilayah Kota Solok seluas 593,57 hektare di Kecamatan Lubuk Sikarah dan 225,75 hektare untuk Kecamatan Tanjung Harapan.

Lalu, untuk produksi Gabah Kering Guling di Kota Solok meningkat dari tahun 2020 sebanyak 14.385 ton menjadi 16.671 ton pada 2021 dan 2022 mencapai 19.352 ton.

“Kenaikan itu berbanding terbalik dengan produksi pada beberapa daerah sentra beras di Sumbar yang menurun dari segi produksi,” katanya.

Ia mendorong agar produksi itu diteruskan terutama hingga akhir tahun untuk membantu dalam menambah capaian produksi padi Sumbar pada 2023.

Hal itu masih memungkinkan karena dengan monitoring aplikasi Simontani melalui satelit, dari 1.143 hektare lahan sawah di Kota Solok, saat ini baru yang ditanami 584 hektare atau masih ada 43 persen lahan yang belum ditanami.

“Dalam momentum ini kami mengajak kelompok tani untuk segera menanami lahan tersebut untuk mendukung capaian produksi padi 2023,” ujarnya.