Sarilamak (ANTARA) - Ketua DPRD Sumatera Barat Supardi mengajak tokoh adat yakni Niniak Mamak dan Bundo Kandungan untuk lebih berkontribusi dalam menangkal persoalan sosial di tengah masyarakat seperti LGBT, narkoba hingga tingginya angka perceraian.
"Saat ini tengah marak kenakalan remaja seperti menghisap lem dan hal itu sangat merugikan masa depan mereka," kata dia saat melakukan reses di Kabupaten Limapuluh Kota, Selasa.
Menurut dia lem yang dihisap generasi muda itu merupakan benda yang mengandung psikotropika namun belum diatur undang-undang hukum pidana, sehingga pihak berwajib belum bisa menangkap.
“Perbuatan negatif itu sangat berbahaya, bisa mengancam jiwa yang melakukannya,” katanya.
Selain itu, lanjutnya Sumbar merupakan salah satu daerah dengan persentase LGBT tinggi di Indonesia, begitu juga dengan angka pengguna dan peredaran narkoba.
Data dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia yang dirilis pada tahun 2022 lalu, Sumbar berada di posisi kelima dengan jumlah LGBT terbanyak, terdapat kurang lebih 18 ribu orang yang tercatat sebagai LGBT.
"Untuk menekan angka tersebut, tidak bisa diberikan kepada pemerintahan saja, melainkan kontribusi besar orang tua," kata dia.
Salah seorang Bundo Kanduang Kecamatan Luak, Mes mengatakan untuk menyelamatkan generasi muda dari hal menyimpang pihaknya telah membuat program yang diberi nama Puti Bungsu Rang Mudo.
Ia mengatakan dalam program itu anak-anak akan diberikan pembelajaran agar terhindar dari perilaku menyimpang dan program itu berjalan dengan swadaya dan tidak ada sepeserpun bantuan dari APBD Limapuluh Kota.
“Dalam kesempatan tersebut kita mengajukan dukungan secara moril dan materi kepada ketua DPRD Sumbar,” katanya
Dia mengatakan untuk menyelamatkan generasi muda adalah tanggungjawab bersama, terutama unsur Bundo Kandung. Bundo kanduang menjadi unsur yang paling bertanggung jawab untuk ini.
Sementara itu Wali Nagari Sungai Kamuyang Datuak Parmato mengatakan dalam pola kehidupan adat Minangkabau ada namanya Tigo Tungku Sejarangan yaitu ninik mamak, alim ulama dan cadiak pandai.
Dalam penerapan itu sekarang untuk memperkuat nilai-nilai adat dan agama tidak terperhatikan optimal oleh pemerintah, sementara perilaku menyimpang semakin marak.
"Kenakalan remaja hingga hal negatif lainnya sering terjadi, tetapi mengapa tidak ada perhatian pemerintah dari segi anggaran untuk memperkuat kinerja unsur adat," kata dia.
Berita Terkait
Sawahlunto raih prestasi pembangunan, penurunan kemiskinan ekstrem dan stunting
Kamis, 18 April 2024 11:53 Wib
Gubernur Sumbar: Cuaca ekstrem dapat pengaruhi inflasi di daerah
Kamis, 18 April 2024 10:51 Wib
Gubernur: Eskalasi Timur Tengah tidak berdampak langsung bagi Sumbar
Kamis, 18 April 2024 10:19 Wib
Pemprov Sumbar akan bangun cekdam antisipasi banjir lahar dingin
Kamis, 18 April 2024 9:14 Wib
BI sebut tekanan inflasi Sumbar turun setelah Lebaran
Kamis, 18 April 2024 9:13 Wib
PLN Sumbar bantu percepat implementasi pelabuhan hijau Pelindo
Kamis, 18 April 2024 5:14 Wib
Kecelakaan lalu lintas pada operasi ketupat 2024 di Pasaman Barat turun
Rabu, 17 April 2024 19:50 Wib
Pelindo apresiasi PLN Sumbar dukung percepatan green port
Rabu, 17 April 2024 18:42 Wib