Padang (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Iklim Sicincin Sumatera Barat mencatat terdapat 35 kejadian hujan ekstrem selama November 2022 di Sumatera Barat.
"Kejadian tersebut dengan curah hujan diatas 100 milimeter per hari sehingga curah hujan di Sumbar pada November mencapai 1.000 milimeter," kata Kepala Staklim BMKG Sicincin H
Ia menyampaikan hal itu pada Sosialisasi dan diseminasi Informasi Klimatologi Sumbar diikuti pemangku kepentingan terkait.
Menurut dia penyebab hujan ekstrem disebabkan munculnya banyak siklon di wilayah sehingga curah hujan menjadi tinggi di Sumbar.
"Ini mulai dari siklon tropis yang terjadi di utara Aceh, Bengkulu hingga ke Samudra Hindia," kata dia.
Siklon tersebut menurut dia beberapa hari belakangan terus bergeser dan sebelumnya durasi tidak sampai seminggu tapi dalam sebulan ini masih ada terus.
Heron menyampaikan berdasarkan perkiraan puncak curah hujan di Sumatera Barat terjadi pada November 2022.
"Mudah-mudahan kalau siklon berhenti maka Desember sudah mulai berkurang, dan curah hujan mulai turun hingga awal tahun dan akan naik lagi pada Maret," kata dia.
Berdasarkan catatan Staklim BMKG Sicincin
Lalu Batang Kapas, Tarusan, Bayang Api-api, Linggo Sari Baganto
Trend pola hujan ekstrem di Sumbar sejak 2011 hingga 2022 mengalami kenaikan 60 persen.
Sementara pola kejadian hujan ekstrem selama 10 tahun terakhir paling tinggi terjadi pada November 2022 di Sumatera Barat.