Pessel bangun delapan unit rice milling

id rice milling pessel,berita pessel,petanian pessel,bupati pessel,padi pessel

Pessel bangun delapan unit rice milling

Kepala Dinas Pertanian Pesisir Selatan Madrianto (kiri) ketika mendampingi Bupati Rusma Yul Anwar (kanan) saat panen raya di kabupaten itu

Painan (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel), Provinsi Sumatera Barat selama 2022 membangun sebanyak delapan unit rice milling atau mesin pengolah gabah menjadi beras dalam upaya meningkatkan produksi dan pengolahan beras oleh petani setempat serta meningkatkan harga jual produk mereka.

"Pembangunan rice milling perlu terus dilakukan mengingat aktivitas itu dibutuhkan untuk peningkatan produksi beras. Kita peduli dan ini dibuktikan dengan dibangunnya sejumlah Rice Milling di daerah berjuluk Negeri Sejuta Pesona tersebut," ujar kepala Dinas Pertanian Pessel Madrianto saat dihubungi, Sabtu (1/10).

Dari delapan unit rice milling itu, tujuh unit diantaranya dibangun dengan dana dari kegiatan Dinas Perikanan & Pangan, dan satu unit lagi kegiatan Dinas Pertanian.

"Tahun ini, kita bangun 1 unit RMU, dengan total dana Rp532 juta dengan rincian pengadaan mesin RMU Rp361 juta, dan bangunan (kontruksi) RMU Rp 171 juta. Bangunan RMU berukuran 8 x 20 meter, sudah selesai pengerjaan, dan tinggal serah terima saja lagi," ujarnya seraya menambahkan lokasi pembangunan di kecamatan Linggo Sari Baganti. Tepatnya Kampung Lubuk Buaya Nagari Air Haji Tenggara.

Didasarkan survei BPS produksi padi Kabupaten Pesisir Selatan musim tanam Januari-April 2022 diperkirakan mencapai 89.404 ton atau naik dibanding periode Januari-April 2021 yanghanya 79.745 ton.

Produktivitas panen padi perhektare juga diperkirakan mningkat menjadi diatas rata-rata enam ton perhektare gabah kering panen bahkan ada yang mencapai delapn ton perhektare dengan penggunaan benih, pupuk dan perawatan yang lebih baik.

Lokasi pembangunan di kecamatan Linggo Sari Baganti. Tepatnya Kampung Lubuk Buaya Nagari Air Haji Tenggara.

Kampung tersebut memiliki lahan sawah luas, dan masih minim mesin penggilingan padi.

"Kampung Lubuk Buaya luas hamparan sawah mencapai 300 Ha, dengan rata-rata panen 4 ton/Ha," terangnya.

Untuk pengelolaan dan operasional sambungnya, dipercayakan kepada Kelompok Tani (Keltan) Kampung Dalam, dan bagaimana metodenya mereka (keltan) yang atur.

"Namun, tetap dibawah pengawasan, pendampingan, dan pembinaan Dinas Pertanian," ucapnya.

Menyoal mesin, terangnya lagi, masuk kategori modern. Dimana sudah pakai elevator alias otomatis. Mesin diesel starter alias tidak pakai engkol lagi. Kapasitas mesin RMU 1 - 1,5 ton/jam.

Ia mengharapkan dengan adanya pengadaan 1 unit paket RMU ini, pemkab bisa memenuhi/menjaga daya stok di daerah, dan menjamin baiknya kualitas hasil penggilingan gabah pascapanen.

"Dan, pastinya harga jual beras akan meningkat, sehingga berdampak pada meningkatnya taraf hidup dan perekonomian petani," timpalnya.