Pulau Punjung (ANTARA) - PT Bukit Raya Mudisa (BRM) menyatakan komitmen dalam mencegah dan penanggulangan Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Sumatera Barat (Sumbar).
"Perusahaan sangat serius dengan isu Karhutla, ini dapat dibuktikan dengan sarana dan prasarana yang memadai dan tim pemadam terlatih yang siap diturunkan sewaktu - waktu jika terjadi kebakaran hutan dan lahan," kata Koordinator Fire Protection PT BRM Yunan Helmi, melalui siaran pers yang diterima di Pulau Punjung, Jumat.
Ia mengatakan komitmen tersebut juga ditujukan perusahaan dengan mendukung penuh apel siaga pengendalian kebakaran hutan dan lahan yang digelar Pemrov Sumbar di Nagari Muaro Takung, Kabupaten Sijunjung 11 sampai 13 Juli 2022 lalu.
"Apel siaga pengendalian karhutla ini adalah upaya pencegahan yang dilakukan perusahaan dan pemerintah provinsi, dan kebetulan PT BRM yang dipercaya sebagai peyelengaraan acara," katanya.
PT BRM yang bergerak di bidang perkebunan akasia memiliki konsesi di tiga wilayah di Sumbar, diantaranya Kabupaten Dharmasraya, Kabupaten Solok Selatan, dan Kabupaten Sijunjung menambahkan juga siap mendukung dan menyukseskan program pemerintah dalam pencegahan Karhutla.
"Kami juga bersedia untuk membantu masyarakat khususnya yang berada sekitar operasional perusahaan jika sewaktu waktu terjadi karhutla", tegasnya.
Ia menambahkan apel kesiapsiagaan tersebut dihadiri Wakil Gubernur Sumbar Audy Joinaldy, Bupati Sijunjung Benny Dwifa Yuswir, Kapolres Sijunjung AKBP Muhammad Ikhwan Lazuardi, dan pejabat lainnya.
Sementara, Wakil Gubernur Audy Joinaldy mengapresiasi PT BRM dan pihak terkait lainnya yang telah mendukung dan mensukseskan acara Apel Siaga Karhutla.
Berdasarkan data titik panas di provinsi itu mengalami peningkatan dengan 484 titik hingga Juni 2022. Jumlah ini meningkat mencapai 167 persen dibandingkan dengan tahun 2021 di periode yang sama, kata dia.
Maka dari itu, pemprov melakukan beberapa langkah mitigasi Karhutla berupa optimalisasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC), pengembangan aplikasi prediksi Karhutla secara temporal dan spasial dengan memancaatkan kecerdasan artifisial.
Selain itu, perlunya sosialisasi kepada masyarakat dan penggiat usaha tentang bahaya Karhutla dan mengubah kebiasaan metode membuka lahan dengan cara membakar.
"Selain itu juga membangun kemitraan dengan TNI, Polri dan perusahaan-perusahaan perkebunan dan kehutanan seperti PT Bukit Raya Mudisa (PT. BRM)," tambah dia.