Jakarta (ANTARA) - Lowongan pekerjaan guru di daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T) kurang diminati dalam pendaftaran pegawai pemerintah menurut pejabat Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
“Kita lihat dari waktu pendaftaran guru P3K, daerah-daerah yang tidak banyak diminati adalah daerah 3T. Kira-kira ada jabatan yang tidak dilamar itu lumayan banyak karena mereka memang tidak mau,” kata Sekretaris Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nunuk Suryani.
Saat dihubungi dari Jakarta, Senin, Nunuk menyebutkan bahwa ada 179.769 lowongan posisi guru di daerah 3T yang tidak ada pelamarnya dalam pendaftaran pegawai pemerintah.
Daerah 3T yang dia maksud antara lain Nias Utara, Halmahera Utara, Barito Selatan, Timur Tengah Selatan, Halmahera Tengah, Maluku Barat Daya, Halmahera Barat, Halmahera Selatan, Nias, Maluku Tengah, Pulang Pisau, Pulau Barito, Lombok Barat, Kutai Barat, Halmahera Timur, Kepulauan Sangihe, dan Kepulauan Tanimbar.
Nunuk mengemukakan, kekurangan guru bisa meningkatkan kesenjangan kemampuan dan keterampilan peserta didik di daerah-daerah 3T.
“Di daerah 3T itu pembelajaran dengan daring sangat kecil. Jadi dari hasil riset kita, memanfaatkan teknologi itu sangat susah sehingga gapnya semakin tinggi dan itu yang sedang kita atasi bersama,” katanya.
Dalam upaya mengatasi masalah kesenjangan pendidikan di daerah 3T, ia menjelaskan, pemerintah melakukan seleksi pegawai pemerintah bagi putra daerah untuk mengisi kekurangan guru.
“Tapi ada formasi yang tersedia namun putra daerah tidak ada yang memiliki (kompetensi), contoh, misalnya ada SMK produktif mata pelajaran tertentu yang memang tidak ada lulusannya,” kata dia.
Oleh karena itu, ia melanjutkan, guru yang lulus ujian seleksi pegawai pemerintah namun belum bisa masuk formasi pegawai di daerahnya diarahkan untuk mengisi lowongan guru di daerah 3T.
Guna mendukung penyelenggaraan pendidikan di daerah 3T, pemerintah juga mengirimkan sarana pembelajaran kepada guru yang mengajar di daerah 3T.
"Kita sudah mengirim paket, kit pembelajaran yang nantinya dari dinas LPMP maupun dinas pendidikan setempat itu akan dikondisikan pembelajaran dengan bahan cetak yang bisa kita kirim yang bisa digunakan secara offline (luring),” kata Nunuk.