Chicago (ANTARA) - Harga emas sedikit lebih rendah dalam perdagangan bergejolak pada akhir transaksi Kamis (Jumat pagi WIB), setelah dua hari beruntun mencatat keuntungan, tertekan oleh kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS yang melawan dukungan dari kekhawatiran atas kenaikan inflasi dan sektor properti China yang bermasalah.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange, tergelincir 3 dolar AS atau 0,17 persen, menjadi ditutup pada 1,781,90 dolar AS per ounce. Sehari sebelumnya, Rabu (20/10/2021), emas berjangka melonjak 14,4 dolar AS atau 0,81 persen menjadi 1.784,90 dolar AS per ounce.
Emas berjangka juga terangkat 4,8 dolar AS atau 0,27 persen menjadi 1.770,50 dolar AS pada Selasa (19/10/2021), setelah jatuh 2,6 dolar AS atau 0,15 persen menjadi 1.765,70 dolar AS pada Senin (18/10/2021), dan anjlok 29,6 dolar AS atau 1,65 persen menjadi 1.768,30 dolar AS pada Jumat (15/10/2021).
"The Fed akan melakukan tapering dan imbal hasil akan mencapai level tertinggi sepanjang masa sehingga tidak ada alasan bagi orang untuk memarkir uang mereka di aset-aset aman yang tidak memberikan imbal hasil seperti emas," kata Phillip Streible, kepala strategi pasar di Blue Line Futures di Chicago.
Imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun yang menjadi acuan naik ke tertinggi lima bulan, karena ekonomi yang pulih dengan cepat memperbarui pertanyaan tentang kapan Federal Reserve akan menaikkan suku bunganya.
Sementara emas sering dianggap sebagai lindung nilai inflasi, pengurangan stimulus dan kenaikan suku bunga mendorong imbal hasil obligasi pemerintah naik, meningkatkan peluang kerugian memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil.
Streible mengatakan saham Evergrande yang mengakhiri sesi dengan 12,5 persen lebih rendah adalah positif untuk emas.
Ekuitas di seluruh Asia dan Eropa jatuh setelah Evergrande mengatakan pada Rabu (20/10/2021) malam bahwa mereka telah membatalkan kesepakatan untuk menjual 50,1 persen saham di unit jasa propertinya, dan kekhawatiran inflasi juga berdampak pada pasar.
Analis UBS mengatakan dalam sebuah catatan bahwa ekspektasi inflasi yang meningkat dan ekspektasi pertumbuhan yang melemah dapat mendukung harga emas dalam satu atau dua bulan ke depan.
Dua pejabat Federal Reserve AS mengatakan pada Rabu (20/10/2021) bahwa sementara bank sentral harus mulai mengurangi langkah-langkah stimulusnya, itu terlalu dini untuk kenaikan suku bunga.
Data ekonomi yang dirilis pada Kamis (21/10/2021) juga beragam. Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan bahwa klaim pengangguran awal AS dalam pekan yang berakhir 16 Oktober turun 6.000 menjadi 290.000 yang disesuaikan secara musiman.
Federal Reserve Philadelphia mengatakan ukuran aktivitas bisnis regionalnya turun menjadi 23,8 pada Oktober dari 30,7 pada bulan sebelumnya.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember turun 27,5 sen atau 1,12 persen, menjadi ditutup pada 24,17 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari turun 2,6 dolar AS atau 0,25 persen, menjadi ditutup pada 1.049,70 dolar AS per ounce.
Berita Terkait
Harga emas Antam turun jadi Rp1,318 juta per gram
Jumat, 3 Mei 2024 9:01 Wib
Memikul tanggung jawab renteng pendidikan akhlak Generasi Emas
Kamis, 2 Mei 2024 10:42 Wib
Harga emas Antam meroket jadi Rp1,327 juta per gram
Kamis, 2 Mei 2024 9:29 Wib
Prabowo ajak buruh berjuang bersama wujudkan Indonesia Emas
Rabu, 1 Mei 2024 14:28 Wib
Harga emas Antam merosot jadi Rp1,310 juta per gram
Rabu, 1 Mei 2024 11:25 Wib
Harga emas Antam turun jadi Rp1,325 juta per gram
Senin, 29 April 2024 10:15 Wib
Harga emas Antam stabil di angka Rp1,319 juta per gram
Jumat, 26 April 2024 9:01 Wib
Pj Wali Kota Pariaman terima penghargaan Pin Emas dari Polri
Kamis, 25 April 2024 18:32 Wib