Jokowi: Lahan JORR W2 Tuntas Desember

id Jokowi: Lahan JORR W2 Tuntas Desember

Jakarta, (ANTARA) - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menjamin pembebasan lahan untuk ruas tol Jakarta Outer Ring Road West 2 (JORR W2) sepanjang 7,67 km dapat dituntaskan pada Desember 2012 sehingga pada akhir 2013 sudah dapat dioperasikan. "Kan tinggal pembebasan tanah saja, saya sudah tanya sama dinas PU (pekerjaan umum) Desember bisa rampung dan mereka menyatakan, mereka sanggup," katanya kepada pers usai melakukan pertemuan tertutup dengan jajaran Kementerian Pekerjaan Umum di Jakarta, Kamis. Jokowi mengakui, penyelesaian JORR W2 terhambat karena adanya sengketa lahan dengan warga di sejumlah titik baik di Jakarta Barat maupun Jakarta Selatan. Data PT Marga Lingkar Jakarta (MLJ) sebelumnya menyebutkan, sejumlah titik itu antara lain, di paket 1, Meruya Barat, panitia pembebasan lahan masih bersengketa dengan 18 warga pemilik bidang seluas 0,72 Ha yang meminta kenaikan harga tanah cukup tinggi. Kedua, di paket 3, Petukangan Utara dengan luas tanah sengketa 0,59 Ha antara Dinas Pertanian Provinsi DKI Jakarta dengan pemilik lahan, Ny Djumiah. Seorang sumber di PT MLJ menyebut, persoalan dengan pemilik lahan menemui jalan buntu karena sertifikat tanah milik warga itu hilang. Ketiga di paket 4, Petukangan Selatan, persoalannya adalah pada 20 Februari 2012, PT TUN telah menerbitkan putusan banding yang menguatkan putusan PT TUN dengan memenangkan gugatan warga sebanyak 130 orang seluas 2,28 Ha. Keputusannya adalah mencabut SK Gubernur tentang besaran nilai UGR Tanah dan Bangunan No. 1907/2010 tanggal 04 November 2010. Pada kesempatan yang sama Menteri Pekerjaan Umum, Djoko Kirmanto menegaskan, memang JOOR W2 itu memang belum 100 persen selesai, tetapi untuk kegiatan fisik secara umum tidak teranggu sehingga bisa dikatakan, selalu ada pekerjaan yang bisa dilaksanakan. Wakil Menteri Pekerjaan Umum, Hermanto Dardak menambahkan, pihaknya menginginkan tol Kebon Jeruk-Ulujami selesai dan bisa beroperasi pada tahun 2013. "Memang masih ada permasalahan antara PT Intencon dan PT Copylast," katanya. Walaupun menemui permasalahan namun Hermanto mengatakan proses konstruksi masih bisa berlanjut. Ia juga menambahkan, jalan tol itu sangat penting untuk mengurai kemacetan tol dalam kota. "Dengan terhubungnya jaringan JORR ini maka mereka yang dari Banten ke Cikampek atau sebaliknya tidak perlu melewati tol dalam kota melainkan langsung melalui lingkar luar," katanya. Direktur Utama PT MLJ, Sonhadji Surahman sebelumnya juga optimistis ruas tol sepanjang 7,67 km dapat diselesaikan pada akhir 2013. "Kami optimistis, jika 100 persen lahan dapat dibebaskan oleh pemerintah akhir tahun ini, maka akhir tahun depan JORR W2 selesai," kata Sonhadji. Proyek itu dimulai sejak 21 Oktober 2011 dan terbagi empat paket dengan total investasi Rp2,2 triliun. Paket pertama dari Kebon Jeruk-Meruya, sedangkan paket kedua Meruya-Joglo. Untuk paket Kebon Jeruk-Joglo ini berjarak sekitar 4 km, yang ditargetkan selesai pertengahan 2013 karena kemajuan fisiknya sudah mencapai 45 persen. Sementara itu, kemajuan untuk paket tiga, Joglo-Ciledug, sudah mencapai 30 persen, sedangkan untuk paket empat Ciledug-Ulujami kemajuannya sudah 15 persen. Lama ditunggu Dengan beroperasinya JORR W2 nanti, kata Sonhadji, kemacetan jalan dalam kota Jakarta, khususnya tol dalam kota, diharapkan akan berkurang secara signifikan. Hal itu karena ruas tol tersebut akan tersambung dengan JORR W1 (Penjaringan-Kebon Jeruk) di sisi utara dan JORR W2 Utara Selatan (Ulujami-Pondok Indah). Sonhadji juga menambahkan, ruas tol ini sudah lama ditunggu oleh pengguna jalan tol baik pribadi maupun pengusaha angkutan. "Orang Bogor yang mau ke bandara, nantinya gak perlu lewat tol dalam kota, tetapi bisa langsung dari Jagorawi ke JORR W2, terus ke bandara," katanya. Selain itu, bus DAMRI airport dari Bekasi bisa lewat JORR lalu melewati JORR W2 dan berakhir di bandara. Begitu juga dengan arus kendaraan berat, tak perlu lagi melewati tol dalam kota. Proyek JORR W2 dikerjakan oleh empat kontraktor, yakni PT Wijaya Karya, PT Adhi Karya, PT Waskita Karya, dan PT Jaya Konstruksi. PT MLJ sebagai pemegang konsesi ruas itu sahamnya dimiliki 65 persen oleh PT Jasa Marga Tbk dan 35 persen oleh PT Jakarta Marga Jaya, anak usaha PT Jakarta Propertindo (BUMD DKI Jakarta). (*/jno)

Pewarta :
Editor: Antara Sumbar
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.