Prostitusi di Lubuk Buaya, DPRD: Perketat pengawasan rumah kos-kosan di Kota Padang

id Berita Padang,berita sumbar,prostitusi berkedok kos-kosan ,prostitusi padang,DPRD Padang,ibu dan anak terjerat prostitusi,lubuk buaya

Prostitusi di Lubuk Buaya, DPRD: Perketat pengawasan rumah kos-kosan di Kota Padang

Ketua Komisi I DPRD Kota Padang, Elly Thrisyanti. (Antara / Laila Syafarud)

Padang, (ANTARA) - Ketua Komisi I DPRD Kota Padang, Sumatera Barat Elly Thrisyanti minta pemerintah setempat untuk meningkatkan pengawasan rumah kos-kosan pasca-terungkapnya prostitusi berkedok kos-kosan di kawasan Lubuk Buaya.

"Kasus prostitusi yang terjadi di Jalan Adinegoro, Kelurahan Lubuk Buaya, Kecamatan Koto Tangah Padang yang dilakukan seorang ibu dan anaknya ini sungguh memprihatinkan kami," kata dia di Padang, Rabu.

Karena itu ia meminta pemerintah bergerak cepat, jangan sampai kasus yang memalukan ini terulang kembali, salah satu langkah cepat yang dapat dilakukan adalah mengawasi ketat rumah kos-kosan yang banyak di Kota Padang.

Baca juga: Ibu dan anak di Lubuk Buaya terjerat kasus prostitusi, berikut peran mereka

Elly Thrisyanti juga mempertanyakan kenapa lokasi ini masih bisa beroperasi, sementara sesuai informasi warga setempat sudah pernah dirazia Satpol-PP dan pemiliknya dibawa untuk diperiksa.

Ia menilai Satpol-PP sebagai mitra Komisi I DPRD Kota Padang harus memberikan penjelasan terkait hal ini. Apa kendalanya hingga lokasi ini tak bisa ditutup sementara warga sekitar sudah lama mengeluhkannya.

Terkait langkah ke depan ia meminta Satpol-PP lebih serius menjalankan tugas penegakan perda, dan meningkatkan pengawasan terhadap aktivitas yang meresahkan masyarakat.

Baca juga: Lokasi prostitusi di Lubuk Buaya memiliki beking kuat, ini pengakuan warga sekitar (Video)

Ia mengusulkan Satpol-PP memiliki Call Center sebagai pusat pengaduan dan pelayanan masyarakat.

"Dengan adanya Call Center ini Satpol-PP akan lebih optimal dalam memberikan pelayanan di 11 kecamatan di Kota Padang," kata dia.

Kepada masyarakat juga diharapkan ikut berperan aktif dalam mengawasi hal-hal yang berkembang di masyarakat. Jika aduannya tidak bisa selesai pada tingkatan tertentu, jangan lantas menyerah tapi adukan ke tingkat lebih tinggi.

"Tanpa kerja sama yang baik, pengawasan akan berjalan sia-sia. Jika terjadi sesuatu yang janggal segera laporkan ke pihak terkait," kata dia.

Baca juga: Ketua RT: penggerebekan lokasi prostitusi di Lubuk Buaya bukan pertama kali (video)

Sebelumnya, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Sumbar Kombes Pol Imam Kabut Sariadi di Padang, Senin, mengatakan ketika dilakukan penggerebekan pada Jumat (10/1) petugas mengamankan dua orang sebagai otak pelaku dari bisnis prostitusi berkedok kos-kosan ini, yakni wanita berinisial H (54) dan anaknya berinisial D (30).

Ia mengatakan sang ibu berinisial H alias Hel sebagai mami yang mengendalikan operasional bisnis prostitusi dan menerima semua uang hasil tersebut.

Baca juga: Legislator Sumbar nilai penggerebekan prostitusi terselubung bukti lemahnya pengawasan kepala daerah

Sementara anaknya berinisial D alias SUC berperan mencarikan wanita dewasa maupun anak di bawah umur untuk dipekerjakan melayani lelaki hidung belang.

Dalam penggerebekan, petugas menemukan lima orang di dalam rumah tersebut. Dua orang yaitu H dan D ditetapkan sebagai tersangka, sedangkan tiga orang wanita dan salah satunya anak di bawah umur ditetapkan sebagai korban kasus Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO). (*)

Baca juga: Dugaan prostitusi yang dijalankan ibu dan anak di Lubuk Buaya, LKAAM Sumbar: budaya malu sudah mulai hilang