Ular masuk rumah warga apa penyebabnya ?

id ular

Ular masuk rumah warga apa penyebabnya ?

Warga menunjukan ular piton yang ditemukan di Desa Tondowulan, Kecamatan Plandaan, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Jumat (27/12/2019). Ular piton dengan panjang sekitar empat meter dan berat 50 kilogram itu ditemukan warga di sungai sekitar permukiman usai memangsa kucing pada Kamis (26/12/2019) malam. ANTARA FOTO/Syaiful Arif/wsj. (

Padang (ANTARA) - Setelah beberapa minggu yang lalu ramai diberitakan tentang fenomena tawon vespa yang menyerang warga, kini muncul fenomena hewan lainnya yang ramai masuk permukiman yaitu kemunculan ular kobra .

Selama dua pekan terakhir, sejumlah media santer memberitakan fenomena ular kobra yang muncul di daerah permukiman warga di pulau Jawa dan Bali.

Beberapa diantaranya menggunakan istilah “Teror Kobra” dan menyajikan berita yang menurut pengamat media bersifat “episodik” karena hanya memaparkan kejadian serupa di lokasi dan waktu yang berbeda.

Menurut peneliti reptil di Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) awal musim penghujan ini adalah awal di mana telur-telur ini menetas, termasuk si ular kobra jadi secara alami memang periodenya menetas.

Akan tetapi, yang menjadi masalah, pemberitaan tentang ular kobra itu dianggap pengamat media dari Remotivi, Roy Thaniago, justru menebarkan teror dan rasa panik di tengah masyarakat.

Dari pemberitaan tersebut tentu saja banyak warga menjadi panik karena serangan ular kobra tersebut, bahkan ular kobra tersebut tidak hanya memasuki permukiman warga, namun juga ada yang menyerang dan bahkan sampai bertelur di rumah warga.

Dengan kejadian ini kita tentunya akan berfikir, apa yang menyebabkan ular kobra tersebut memasuki rumah-rumah warga, dan kebanyakan masyarakat tidak mengetahui apa penyebabnya.

Hal yang menyebabkan ular kobra tersebut memasuki rumah warga yaitu karena saat ini lagi musim hujan, sehingga ular kobra tersebut akan mencari tempat yang hangat untuk bertelur.

Hal lainnya yaitu keadaan rumah warga yang kotor sehingga tikus banyak masuk rumah, yang mana tikus sendiri adalah sumber makanan dari ular, maka dari itu ular masuk ke dalam rumah warga, dan juga kebiasaan warga yang suka menumpuk-numpuk barang di tempat gelap, sehingga memicu ular untuk mencari tempat yang nyaman untuk bertelur.

Tentunya dengan adanya kejadian tersebut kita akan berfikir, bagaimana cara agar ular tersebut tidak masuk ke dalam rumah kita dan lingkungan permukiman.

Hal yang bisa kita lakukan yaitu dengan menjaga kebersihan, sehingga sumber makanan ular yaitu tikus tidak masuk ke dalam rumah, hal lainnya yang bisa kita lakukan yaitu jangan suka menumpuk-numpuk barang, dan juga menutup lobang-lobang yang memungkinkan ular masuk ke dalam rumah.

Lalu apabila ular tetap masuk ke dalam rumah, apa yang harus kita lakukan? Tentu hal itu menjadi pertanyaan untuk kita. Hal yang bisa kita lakukan adalah dengan meminta pertolongan pada pemadam kebakaran atau kepada ahli yang bisa menangkap ular, atau jika kita memiliki ahli untuk menangkap ular, tentu kita bisa menangkap ular tersebut sendiri tanpa meminta pertolongan orang lain.

Apabila kita melihat ular, tentunya kita tidak harus tenang dan tidak boleh panik, dan jangan melakukan hal yang bisa membuat ular tersebut menjadi agresif sehingga akan menyerang kita.

Namun ada juga warga yang bahkan tidak tau bagaimana cara menghadapi ular tapi tetap ‘sok’ bisa, sehingga akibatnya ular tersebut akan menyerang orang itu, yang mana apabila bisa ular masuk kedalam tubuh, dampaknya akan sangat fatal, bahkan dapat menyebabkan kematian apabila telambat untuk diobati.

Setelah ular kobra tersebut ditangkap, lalu ular kobra akan diapakan? Apakah dibunuh? Atau dipelihara?. Sebenarnya banyak yang bisa kita lakukan dengan ular tersebut, tentunya dalam hal positif.

Hal positif yang bisa kita lakukan yaitu seperti mengembalikannya ke habitat aslinya, menjadikan ular tersebut sebagai objek edukasi, contohnya seperti memberikan pengetahuan kepada warga bagaimana ciri-ciri ular berbisa, dan hal yang dilakukan ketika melihat ular.

Hal lainya yang bisa kita lakukan yaitu dengan membuka ide konservasi terhadap ular tersebut, dan juga kita bisa mengembangkan ide konservasi untuk tetap menjaga keberadaan ular tersebut sebelum menjadi langka, contoh ide konservasi yang bisa kita lakukan yaitu seperti membuat tempat pameran yang menjelaskan tentang jenis-jenis ular, ciri-ciri ular berbisa dan tidak berbisa, dan juga memberikan pengetahuan bagaimana cara menghadapi ular yang masuk kedalam rumah, dengan memberikan pengetahuan seperti itu, diharapkan masyarakat tidak lagi panik apabila melihat ular yang tiba-tiba masuk rumah.

Namun, tidak semua orang yang mau melakukan hal tersebut, mereka justru malah memburu ular-ular tersebut untuk hal-hal yang justru mengancam ekosistem ular tersebut.

Ular memiliki manfaat tersendiri untuk orang-orang tertentu, seperti memanfaatkan kulit ular untuk pembuatan tas, sepatu, ikat pinggang, dompet, dan barang-barang lainnya yang menggunakan kulit atau sisik ular.

Dan juga ada beberapa masyarakat yang memanfaatkan bisa ular yang ‘katanya’ bisa dijadikan sebagai obat, manfaat lainnya yaitu banyak juga dari masyarakat yang mengambil danging ular untuk diolah menjadi makanan.

Berdasarkan hal diatas, apabila ular tersebut terus diburu dan ditangkap tanpa di kontrol, tentu akan menyebabkan berkurangnya spesies ular, yang mana hal itu tidak baik bagi kelangsungan ekosistem dan terganggunya rantai makanan. Hal yang bisa kita lakukan untuk menanggulanginya yaitu dengan memberikan edukasi kepada masyarakat tentang dampak yang akan timbul dari perburuan ular.

Penulis adalah mahasiswa Jurusan Biologi Universitas Andalas Padang