Padang, (ANTARA) - Kabar mengejutkan itu datang lewat selembar surat dari Gubernur Sumater Barat Irwan Prayitno perihal pembatalan surat sebelumnya yang berisi rekomendasi lokasi Pekan Nasional Petani Nelayan 2020 di Kota Padang.
Dalam surat bernomor 253/12975/DTPHP/12/2019 tersebut ditulis menindaklanjuti surat Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian selaku penanggunga jawab Penas Tani 2020, direkomendasikan lokasi yang awalnya di Padang dipindahkan ke Kabupaten Padang Pariaman.
Dengan demikian surat rekomendasi Gubernur Sumbar yang pada awalnya menunjuk Padang sebagai lokasi dinyatakan batal.
Surat rekomendasi dari Gubernur Sumbar tersebut dilatari surat yang dikeluarkan Panitia Penyelenggara Penas Petani Nelayan 2020.
Berdasarkan rapat terbatas pada 2 Desember 2019 dihadiri Ketua Umum KTNA Nasional, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian dan Wakil Gubernur Sumbar, Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Sumbar keluar rekomendasi pemindahan lokasi dari Kota Padang ke Kabupaten Padang Pariaman.
Sontak pembatalan lokasi tersebut membuat persiapan yang sudah dirintis Pemerintah Kota Padang sejak 2017 menjadi buyar, apalagi waktu pelaksanaan tinggal enam bulan lagi.
Penas Tani Nelayan merupakan ajang pertemuan kelompok tani dan nelayan seluruh Indonesia yang digelar setiap tiga tahun.
Terakhir Penas Tani digelar pada 2017 mengambil lokasi di Aceh dan setelah itu Padang terpilih sebagai tuan rumah yang rencananya digelar pada 20-25 Juni 2020.
Persiapan Kota Padang
Usai ditunjuk sebagai tuan rumah berdasarkan rapat yang digelar pada 5 Juni 2017, Wali Kota Padang Mahyeldi dengan Dinas Pertanian Kota Padang, Dinas Pertanian dan Hortikultura dan Perkebunan Sumbar serta OPD terkait memutuskan lokasi Penas Tani 2020 mengambil tempat di Kompleks Pusat Pemerintahan Kantor Balaikota Kota Padang Aia Pacah, Kecamatan Koto Tangah.
Pemerintah Kota Padang kemudian menyiapkan 16 lokasi yang akan digunakan untuk acara pembukaan, gelar teknologi pertanian hingga expo.
Sekretaris Dinas Pertanian Kota Padang Yoice Yuliani menyampaikan pembukaan dan penutupan mengambil tempat di belakang kantor Balai Kota Air Pacah dengan luas area sekitar 33 ribu meter per segi.
Kemudian untuk parkir VIP disediakan lahan seluas 5.000 meter per segi di samping Kantor Balai Kota.
Untuk lokasi pembukaan dan penutupan serta parkir VIP telah dibersihkan oleh Bidang Aset BPKA Kota Padang.
Berikutnya untuk kegiatan gelar teknologi tanaman buah masih di samping kantor Balai Kota dengan luas lahan yang disediakan 11.775 meter per segi.
Lokasi telah dibersihkan dan konsep rancangan desain taman buah dibuat oleh Balai Penelitian Buah dan saat ini telah ada sebagian bibit yang siap tanam dan telah dilakukan survei oleh Balitbu, lanjutnya.
Karena lokasi ini cukup rendah dilakukan penimbunan yang materialnya dari hasil penggalian pondasi pembangunan salah satu hotel di pusat kota.
Selanjutnya untuk lokasi pameran indoor disediakan lahan 21.500 meter per segi, pameran alsintan 9.000 meter per segi, Expo Hortikultura 11.500 meter per segi, dan gelar teknologi palawija 11.000 meter per segi.
Untuk gelar teknologi lahan bazar telah dimulai demplot padi sawah MT 1 pada Desember 2018, dengan menerapkan teknologi, mulai dari pengolahan tanah sampai dengan panen oleh Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Sumbar.
Bahkan telah dilakukan uji varietas padi yang produktivitasnya tinggi oleh BPTP Sumbar dan sudah ditanam dan panen awal November 2019.
Berikutnya untuk gelar teknologi perikanan telah dilaksanakan tinjauan lapangan oleh Dinas Perikanan dan Kelautan Sumbar dan Kota Padang dengan bentuk kerja sama hibah kepada pengelola tanah di lokasi.
Sementara untuk gelar teknologi peternakan telah dikoordinasikan dengan Dinas Peternakan Sumbar dan direncanaakan pembuatan peternakan mini.
Kemudian untuk gelar teknologi tebu akan ditanam dengan tanaman tebu hasil persilangan yang tahan kekeringan oleh pihak perusahaan swasta yang dikoordinir oleh Panitia Penyelenggara Pusat Bidang IV dan akan ditanam akhir 2019.
Terkait anggaran untuk pembukaan lahan, Yoice menyebutkan Pemkot Padang mendapatkan bantuan keuangan bersifat khusus dari dana provinsi sebesar Rp21 miliar untuk pematangan lahan pada empat lokasi ditambah APBD Kota Padang Rp6 miliar untuk dua lokasi.
Sejalan dengan itu Kepala Dinas Pertanian Kota Padang Syahrial Kamat menyebutkan untuk pelaksanaan Penas Tani 2020 pihaknya sudah mengalokasikan anggaran sebesar Rp79 miliar lewat APBD 2020
"Kami sudah mempersiapkan segala sesuatunya, baik anggaran maupun lokasi," kata dia.
Tidak hanya itu, untuk penginapan peserta Pemerintah Kota Padang telah menyiapkan 4.201 rumah warga sebagai lokasi pemondokan bagi peserta yang tersebar di tiga kecamatan, yaitu Koto Tangah, Kuranji dan Nanggalo.
Sekretaris Dinas Pertanian Kota Padang Yoice Yuliani menyebutkan pada awalnya telah diverifikasi 5.516 rumah dengan kapasitas 63.020 orang dan setelah verifikasi ternyata yang memenuhi syarat 4.201 rumah dengan kapasitas 48.315 orang.
Untuk Kecamatan Koto Tangah penginapan tersebar di Kelurahan Aia Pacah, Dadok Tunggul Hitam, Batipuh Panjang, Koto Panjang Ikur Koto, Sungai Lareh Lubuk Minturun dan Balai Gadang.
Sementara di Kecamatan Kuranji tersebar di Kelurahan Kalumbuk,Korong Gadang, Kuranji, Gunung Sarik dan Sungai Sapih.
Kemudian di Kecamatan Nanggalo tersebar di tiga kelurahan yaitu Gurun Laweh, Kurao Pagang dan Surau Gadang.
Ia menyampaikan peserta akan dikenakan biaya penginapan Rp125 ribu per malam per orang.
Pada Penas Tani 2020 kegiatan diselenggarakan meliputi gelar teknologi tanaman buah, pameran indoor, pameran alat dan mesin pertanian, ekspo dan kontes hortikultura, gelar teknologi palawija.
Kemudian gelar teknologi lahan basah, ekspo dan kontes peternakan, ekspo perikanan dan gelar teknologi tebu.
Ia menyampaikan pada awalnya direncanakan 50 ribu peserta akan hadir namun karena tiket mahal turun menjadi 30 ribu orang dari seluruh Indonesia.
Pemindahan Lokasi
Di tengah persiapan yang hampir matang itu, Wakil Gubenur Sumbar Nasrul Abit tiba-tiba menyampaikan lokasi Penas Tani dipindahkan ke Padang Pariaman berdasarkan evaluasi dari Kementerian Pertanian dan Litbang SDM.
"Menurut Kementan ada persoalan yang belum diselesaikan di Padang, sementara saat ini sudah harus menanam demplot tanaman," kata Nasrul.
Ia mengatakan setelah ada evaluasi terkait masalah lahan, tanaman, pemondokan dan air maka dihasilkan rekomendasi lokasi Penas Tani dipindahkan dari Kota Padang.
Menanggapi hal ini Pemerintah Kota Padang menyebut tidak dilibatkan saat pembahasan pemindahan lokasi Pekan Nasional Petani Nelayan 2020 yang pada awalnya akan digelar di Kota Padang kemudian dipindahkan ke Kabupaten Padang Pariaman.
"Pada rapat pemindahan lokasi Penas Tani yang digelar di Jakarta pada 2 Desember 2019 saya selaku Wali Kota Padang, selaku pihak yang sangat terkait dengan kegiatan ini, tidak diundang," kata Wali Kota Padang Mahyeldi.
Menurut dia pembatalan sepihak tanpa melibatkan pemerintah Kota Padang sama halnya pengadilan mengadili seseorang, tapi yang bersangkutan tidak dihadirkan.
"Apakah adil hal seperti itu, sementara pihak lain dihadirkan? Keputusan ini tidak benar dan terkesan emosional, jangan karena tidak suka dengan seseorang menyebabkan kegiatan ini dialihkan," kata dia.
Ia menyampaikan jika ada persoalan pribadi terkait dengan Penas Tani pihaknya juga sudah memberhentikan Kepala Dinas Pertanian Kota Padang Saiful Bahri.
Terkait dengan adanya pihak yang menyebut Pemkot Padang tidak siap menyelenggarakan kegiatan ini, Mahyeldi mempersilahkan untuk melihat langsung ke lokasi.
"Bahkan PDAM Kota Padang baru saja memasang sambungan air di 5.000 rumah secara gratis yang akan menjadi lokasi penginapan peserta," kata dia.
Selain itu pihaknya juga sudah menyiapkan anggaran untuk konsumsi peserta Penas Tani.
Ia mempersilahkan pemangku kepentingan terkait membandingkan kesiapan Kota Padang dengan daerah lain sebagai tuan rumah acara yang akan dihadiri 30.000 petani dan nelayan se-Indonesia.
Untuk kesiapan masyarakat ia menyampaikan ada warga yang mendatangi Sekda Kota Padang dan mempertanyakan informasi yang menyatakan masyarakat tidak siap.
"Oleh sebab itu jika ada informasi yang tidak benar mari sama-sama diklarifikasi," kata dia.
Pada sisi lain ia menambahkan dalam kesiapan Penas Tani, masyarakat kota Padang sudah siap, termasuk sudah dialokasikan anggaran.
Usai keputusan pemindahan lokasi tersebut Wali Kota Padang Mahyeldi melantik Syahrial Kamat sebagai Kepala Dinas Pertanian Kota Padang menggantikan Saiful Bahri yang dimutasi sebagai pelaksana pada Bagian Umum Setda Kota pada Selasa, 10 Desember 2019.
Syahrial yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala Dinas Pangan kini mengisi posisi baru sebagai Kepala Dinas Pertanian.
Menurut Wali Kota Padang Mahyeldi dalam sebuah pemerintahan merupakan hal yang biasa ada pemberian penghargaan dan sanksi.
"Ketika kita sukses dan memiliki prestasi maka tentunya akan diberikan penghargaan . Begitu juga sebaliknya, apabila terdapat suatu hal yang tidak terlaksana secara maksimal maka ia pastinya akan diberikan sanksi," kata dia.
Pada sisi lain DPRD Kota Padang meminta klarifikasi dari Pemerintah Kota Padang tentang pemindahan lokasi Pekan Nasional Petani Nelayan (Penas Tani) 2020 yang sebelumnya akan digelar di Kota Padang kemudian dipindahkan ke Kabupaten Padang Pariaman.
Ketua DPRD Kota Padang Syafrial Kani mengaku kecewa atas pemindahan lokasi Penas Tani 2020 yang tiba-tiba dipindahkan ke Kabupaten Padang Pariaman.
Ia juga mengatakan akan menanyakan dan meminta klarifikasi langsung pada Pemkot Padang atas pemindahan lokasi tersebut.
"Kami akan mengundang Pemkot Padang pada Jumat untuk mengklarifikasi terkait penyebab pemindahan lokasi Penas Tani. Apakah Pemkot Padang tidak siap menjadi tuan rumah," kata dia mempertanyakan.
Apalagi, kata dia, DPRD Padang bahkan telah mengalokasikan anggaran untuk persiapan Penas Tani tersebut.
"Begitu juga dengan masyarakat Kota Padang, tentu mereka juga telah mengeluarkan anggaran cukup besar untuk menyambut perhelatan Penas Tani," ujar dia.
Kesiapan Padang Pariaman
Usai ditetapkan sebagai lokasi Penas Tani 2020 Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman segera bergerak cepat melakukan persiapan.
Kawasan Asrama Haji yang terletak di Kecamatan Batang Anai, Kabupaten Padang Pariaman, dipilih sebagai lokasi.
"Lokasi tersebut merupakan permintaan Pemerintah Provinsi Sumbar dan kami hanya memfasilitasinya," kata Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Padang Pariaman Yurisman Yakub.
Ia mengatakan pihaknya siap menjadi tuan rumah pertemuan petani nelayan di seluruh Indonesia tersebut dan hal itu pun juga didukung oleh warga setempat.
Meskipun telah menyatakan kesiapan dan mendapatkan dukungan, namun pihaknya belum mulai menyosialisasikan kepada warga secara menyeluruh di daerah itu tentang peserta Penas Tani yang diperkirakan berjumlah 30.000 hingga 50.000 itu akan menginap di rumah warga.
Namun, kata dia, semenjak diminta sebagai tuan rumah Penas Tani 2020 pihaknya telah memulai mendata rumah warga di daerah itu yang bisa dijadikan penginapan peserta kegiatan itu.
"Kami mendapatkan informasi Padang Pariaman sebagai tuan rumah Penas Tani pada 3 Desember lalu, semenjak itu sudah memulai pendataan," katanya.
Oleh sebab itu, dirinya belum bisa menyebutkan berapa jumlah dana yang harus dikucurkan, namun ia meyakini ada dana yang dialokasikan Pemprov Sumbar untuk menyukseskan kegiatan berskala nasional itu.