Putus asa tempuh jalur hukum, Yulfida minta tolong ke Jokowi

id PT KAS,Limapuluh Kota

Putus asa tempuh jalur hukum, Yulfida minta tolong ke Jokowi

Tiga keluarga yang berkonflik dengan PT KAS menutup akses jalan masuk PT KAS, Jumat. (Antara Sumbar/Syafri Ario)

Sarilamak, (ANTARA) - Konflik antara PT Koto Alam Sejahtera (KAS) dengan warga Nagari Koto Alam, Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat tak kunjung usai meski sudah menempuh jalur hukum hingga akhirnya kembali terjadi penutupan akses jalan ke perusahaan tersebut.

"Kami sudah tempuh jalur hukum, melapor ke polisi, mensomasi lewat pengadilan namun hasilnya nihil, Pak Jokowi tolong kami," teriak Yulfida salah seorang warga yang berselisih dengan PT KAS di Nagari Koto Alam, Kabupaten Limapuluh Kota, Jumat.

Yulfida mengaku lahannya telah diambil secara sepihak oleh PT KAS yang digunakan sebagai akses jalan masuk ke PT KAS.

"Alasan PT KAS mengambil tanah kami katanya mereka sudah ada persetujuan dan perjanjian fee dengan ninik mamak, tapi nyatanya tanpa persetujuan kami sebagai pemilik," jelasnya.

Yulfida kembali menutup jalan yang diklaim berada di atas tanah miliknya hingga dipaksa pihak kepolisian untuk membubarkan diri dan melapor ke pihak berwajib.

"Kami merasa dizalimi, dulu kami sudah lapor hasilnya tidak ada, sekarang kejadian serupa terulang lagi, padahal janji polisi akan menindak dan memanggil para pihak," ujarnya.

Kepala Teknik Tambang PT KAS, Romi mengatakan pihaknya telah berupaya untuk membujuk ninik mamak dari keluarga Yulfida, Datuk Gindo untuk menyelesaikan perselisihan dengan kemenakannya.

"Ada dua masalah, fee ke masyarakat, itu masih kami rembukkan dan jalan ini masih ada sengketa, kita hanya mediasi saja, kalau pihak perusahaan telah sepenuhnya menyerahkan fee ke ulayat," kata Romi.

Seperti diberitakan sebelumnya keluarga Yulfida telah melapor ke kepolisian dan mensomasi PT KAS, Datuk Gindo dan Datuk Majo Kayo untuk menyelesaikan perkaranya di pengadilan.

Merasa tidak puas setelah sekitar dua hingga tiga bulan somasi dan laporan polisi tersebut tidak ada penyelesaian dari pengadilan dan kepolisian kemudian keluarga Yulfida kembali melakukan penutupan jalan.

"Mau ke mana lagi kami harus melapor, Pak Jokowi, Pak Tito Karnavian kami minta tolong, kok tanah kami yang diambil malah orang lain yang menikmati hasilnya," teriak Yulfida. (*)