Asita : Angkutan darat tidak efektif untuk pariwisata

id ian hanafiah,wisata sumbar

Asita : Angkutan darat tidak efektif untuk pariwisata

Ketua Asita Sumbar Ian Hanafiah. (ANTARA SUMBAR/ Miko Elfisha)

Padang (ANTARA) - Angkutan darat seperti bus tidak efektif untuk pengembangan pariwisata Sumatera Barat karena wisatawan akan "dipaksa" menghabiskan waktu lebih banyak di jalan ketimbang destinasi wisata.

"Efek perjalanan lama, sesampainya di Sumbar wisatawan sudah terlalu lelah untuk berwisata. Ini bedanya dengan transportasi udara," kata Ketua Asosiasi Pengusaha Perjalanan Wisata (Asita) Sumbar Ian Hanafiah di Padang, Sabtu.

Wisatawan biasanya memiliki waktu liburan sekitar empat hari. Hari pertama setelah mendarat di Bandara Internasional Minangkabau, mereka bisa menikmati wisata setengah hari di sekitar kota Padang. Pada hari kedua dan ketiga bisa menikmati sejumlah paket wisata yang tersedia.

Hari keempat, sebelum ke bandara, masih sempat singgah di toko untuk membelikan oleh-oleh bagi kerabat. "Itu kalau menggunakan transportasi udara," ujar Ian.

Kalau pakai bus, lain lagi ceritanya. Ia mengakui untuk beberapa daerah yang berdekatan di Pulau Jawa, wisata menggunakan transportasi darat masih bisa dinikmati karena antara tempat tinggal wisatawan dengan destinasi tujuan bisa ditempuh dalam dua atau tiga jam.

Tetapi itu tidak berlaku untuk Sumbar yang jaraknya relatif jauh dari provinsi tetangga, apalagi dari Jakarta.

"Ada wacana yang dimunculkan dengan tingginya harga tiket pesawat, pemerintah dan pihak terkait pariwisata di Sumbar harus mengarahkan fokus menarik wisatawan dari provinsi tetangga seperti Pekanbaru, Jambi, Bengkulu, Sumatera Utara. Namun, waktu tempuhnya juga cukup lama dan tetap saja tidak efektif," ujarnya.

Sementara jika wisatawan datang dari Jakarta menggunakan transportasi darat, lebih lama lagi. Jakarta-Padang menghabiskan waktu sekitar 30 jam demikian juga sebaliknya. Artinya 60 jam dari empat hari jadwal liburan habis untuk perjalanan. Itupun harus ditambah dengan waktu istirahat.

"Waktu untuk wisata menjadi sangat sempit sehingga sulit untuk dinikmati," katanya.

Karena itu menurut Ian, adalah omong kosong mengembangkan pariwisata daerah jika pemerintah tidak bisa mencarikan solusi mahalnya harga tiket pesawat saat ini.

"Satu-satunya cara untuk mengembangkan wisata di Sumbar adalah dengan menurunkan harga tiket pesawat," ujarnya.