Realisasi imunisasi MR Kota Solok baru 43,9 persen, ini kendalanya

id Ambun Kadri

Realisasi imunisasi MR Kota Solok baru 43,9 persen, ini kendalanya

Kepala Dinas Kesehatan Kota Solok, Ambun Kadri. (Antara/ Tri Asmaini)

Solok, (Antaranews Sumbar) - Pencapaian Imunisasi Measless (campak) dan Rubella (MR) di Kota Solok, Sumatera Barat baru mencapai 8.713 anak atau 43,9 persen dari target 19.422 anak dari 21 Agustus 2018 hingga saat ini.

"Pencapaian ini sesuai data anak dari Posyandu, Paud dan TK, serta sekolah-sekolah (SD dan SMP) di daerah ini," kata Kepala Dinas Kesehatan setempat, Ambun Kadri di Solok, Rabu.

Ia menyebutkan pihaknya menargetkan akan menyelesaikan target imunisasi hingga 80 persen pada tahun ini. Karena pada imunisasi MR mulai 21 Agustus 2018 hingga saat ini yang telah dilaksanakan di Posyandu dari target 5.297 anak baru tercapai 2.418 anak atau 45,6 persen.

Sedangkan imunisasi di Paud dan TK dari sasaran 2.372 anak, hingga saat ini baru mencapai 663 anak atau sekitar 28 persen. Selanjutnya di sekolah dari sasaran 14.829 anak yang terealisasi baru 5.632 anak dengan presentase 30,6 persen.

Menurutnya belum cukupnya 50 persen capaian MR karena masih saja ditemukan kendala, seperti sebagian masyarakat belum menerima vaksin MR ini, dan masih ditakutkan dengan isu- isu negatif yang tersebar di masyarakat.

"Karena kasus penyakit campak dan rubella yang terus bertambah setiap tahunnya. Untuk itu Kementerian Kesehatan meminta agar setiap anak mendapatkan imunisasi MR," ujarnya.

Imunisasi MR kata dia, diberikan untuk melindungi anak Indonesia dan ini sangat penting terutama dari penyakit kelainan bawaan seperti gangguan pendengaran, gangguan penglihatan, kelainan jantung dan retardasi mental yang disebabkan adanya infeksi rubella pada saat kehamilan.

"Kami ingin mewujudkan anak Indonesia yang sehat dan berkualitas di kemudian hari, campak adalah salah satu penyakit paling menular pada manusia dan menelan satu korban jiwa setiap empat menit, dan kebanyakan anak-anak," jelasnya.

Ia mengatakan Imunisasi campak dan rubella ini tidak akan bisa berjalan dengan baik apabila tidak didukung seluruh lintas sektor, dan organisasi perangkat daerah (OPD), Kementerian Agama, sekolah, organisasi profesi dan seluruh elemen masyarakat.

Ke depan diharapkan tidak timbul lagi keragu-raguan di masyarakat untuk melakukan imunisasi MR untuk kesehatan anak Indonesia, agar terhindar dari penyakit campak dan Rubella.

"Kami berharap dukungan masih terus mengalir, agar kegiatan imunisasi massal ini sukses dilaksanakan dan menjangkau sasaran secara optimal," katanya.

Sebelumnya Dinas Kesehatan Kota Solok melaksanakan kegiatan kampanye imunisasi pada sekolah sejak 1 Agustus 2018, dan melaksanakan pencanangan pada 6 Agustus 2018 dan sempat terjadi penundaan karena adanya polemik kehalalan dan keamanan vaksin.

Imunisasi MR ini secara agama telah diperbolehkan dengan adanya penetapan fatwa pelaksanaan MR oleh MUI pada 21 Agustus 2018.

Ketetapan ini telah disetujui oleh pihak Kementerian Kesehatan dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) serta elemen terkait, direalisasikan dalam fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) nomor 33 Tahun 2018 dengan imunisasi MR dibolehkan sampai ada vaksin pengganti. (*)