Guguran lava Merapi berpotensi meningkat seiring pertumbuhan kubah lava

id Merapi,Merapi erupsi,guguran lava merapi

Guguran lava Merapi berpotensi meningkat seiring pertumbuhan kubah lava

Relawan berjaga-jaga di pedesaan lereng Gunung Merapi, Stabelan, Tlogolele, Selo, Boyolali, Jawa Tengah, Jumat (25/5) dini hari. Menurut data yang dihimpun Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta, Gunung Merapi saat ini memasuki fase awal erupsi magmatig, ditandai dengan munculnya pijar awan berwarna merah di kawah saat letusan freatik yang terjadi pada Kamis (24/5) dini hari. ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho/ama/18.

Yogyakarta, (Antaranews Sumbar) - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi memperkirakan potensi guguran lava Gunung Merapi akan terus meningkat seiring dengan pertumbuhan kubah lava yang saat ini volumenya mencapai sekitar 308.000 meter kubik.

"Kubah lava terus mengalami pertumbuhan sehingga kejadian guguran lava akan terus terjadi dan meningkat seiring dengan meningkatnya pertumbuhan kubah lava," kata Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Kasbani saat memberikan keterangan di Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta, Senin.

Berdasarkan catatan dari BPPTKG, sejak terjadi empat kali guguran lava pada 22 November malam dengan jarak luncuran terjauh 300 meter dari bibir kawah, telah terjadi beberapa kali guguran lava namun dengan intensitas lebih kecil.

Pertumbuhan kubah lava di Gunung Merapi sudah terjadi sejak 11 Agustus dan hingga saat ini, rata-rata kecepatan pertumbuhan kubah lava mencapai sekitar 3.000 meter kubik per hari.

"Kecepatan pertumbuhan paling banyak sempat mencapai 6.000 meter kubik per hari. Tetapi jika dirata-rata, sekitar 3.000 meter kubik per hari. Pertumbuhan terjadi di tengah kawah sehingga kondisi kubah lava cukup stabil," katanya.

Sedangkan guguran lava yang terjadi pekan lalu berasal dari lava yang berada di tepi kubah karena posisinya tidak terlalu stabil sehingga mudah runtuh. Guguran lava juga masih terjadi di dalam kawah.

Kasbani menyebut, kecepatan pertumbuhan kubah lava tidak dapat diperkirakan. ¿Bisa saja mengalami percepatan atau perlambatan. Namun, volume yang ada saat ini masih jauh dari volume maksimal kawah Merapi yaitu 10 juta meter kubik,¿ katanya.

Jika volume kubah lava yang ada saat ini, 308.000 meter kubik, sebagian besar runtuh, maka diperkirakan jarak luncur guguran kubah mencapai sekitar 2,2 kilometer condong ke arah bukaan yang berada di sisi tenggara gunung atau ke arah Sungai Gendol.

¿Jarak luncur masih berada di batas atau jarak bahaya yang direkomendasikan oleh BPPTKG yaitu tiga kilometer dari puncak. Masyarakat tidak perlu khawatir tetapi harus tetap waspada,¿ katanya.

Masyarakat yang berkeinginan mendokumentasikan peristiwa guguran lava, lanjut dia, tetap bisa melakukannya di luar jarak bahaya yang ditetapkan BPPTKG.

Sedangkan potensi terjadi awan panas, lanjut Kasbani, dapat terjadi jika volume kubah lava mencapai dua kali lipat dibanding volume saat ini. "Tetapi itu baru perkiraan potensi saja. Yang penting masyarakat waspada dan mematuhi imbauan dari pihak berwenang," katanya yang menyebut kondisi dinding kawah Merapi dalam kondisi aman.

Hingga saat ini, status Gunung Merapi juga tetap dinyatakan dalam level Waspada. "Belum ada perubahan status. Kami akan terus pantau perkembangan ke depan, termasuk perkembangan mengenai radius bahaya," katanya. (*)