Arosuka, (Antaranews Sumbar ) - Pemerintah Kabupaten Solok, Sumatera Barat melakukan pemasangan alat pemantau kualitas udara passive sampler di beberapa titik mengacu kepada Peraturan Pemerintah Nomor 41 pada 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara.
"Passive sampler merupakan metode sederhana untuk pengukuran kualitas udara ambien, yang bertujuan untuk mengetahui kualitas udara ambien di wilayah yang berpotensi terjadi pencemaran udara," kata Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup, Zulhendri di Arosuka, Sabtu.
Ia menerangkan nantinya alat tersebut digunakan sebagai dasar dalam menentukan Indeks Kualitas Udara (IKU), yang juga erat kaitannya dengan Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH).
Di Kabupaten Solok sendiri ada tiga titik yang rutin dipasangkan passive sampler, karena ketiga daerah tersebut termasuk dalam kategori harus dipasang passive sampler.
Pertama karena tingkat kebisingan serta tingkat polusi udara yang terjadi di kawasan Jalan utama yang lalu lintasnya padat, seperti Jalan Singkarak-Sumani, di depan Balai Adat Sumani Nagari Sumani, Kecamatan X Koto SIngkarak.
Kedua adalah kawasan industri, yang dipasang di Komplek PTPN VI Unit Usaha Danau Kembar, Nagari Batang Barus, Kecamatan Gunung Talang, serta pemukiman padat penduduk di perumnas Batu Kubung, Nagari Koto Baru, Kecamatan Kubung.
"Pengukuran kualitas udara ambien dilakukan sebanyak dua kali periode dalam satu tahun. tahap ke II sudah dilakukan pemasangan alat bulan lalu," katanya .
Peningkatan aktivitas setiap harinya akan berbanding terbalik dengan kualitas lingkungan. Gas NO2 dan SO2 merupakan gas yang banyak dihasilkan dari aktivitas manusia.
Untuk mengatasi terjadinya peningkatan kandungan kedua gas tersebut di dalam udara, tentu harus dilakukan dulu pengukuran baru kemudian memberikan arahan pada penduduk sekitar.
"Sejauh ini, kualitas udara di Kabupaten Solok masih terpantau baik, hanya ada pada beberapa situasi kabut asap kiriman dari daerah lain, tapi ini adalah masalah skala provinsi," ujarnya.
Hasil dari pemasangan passive sampler yang dilakukan beberapa minggu lalu masih dalam tahap evaluasi di laboratorium kementrian Lingkungan Hidup RI, untuk melihat melihat kandungan Sulfur Dioksida dan Nitrogen Dioksida.
"Kalau tidak salah, jika kualitas udara bagus, kandungan SO2 dan NO2 harus di bawah baku mutu," ujarnya.
Berita Terkait
Fenomena udara panas
Senin, 6 Mei 2024 16:17 Wib
Kementerian Perhubungan perkuat koordinasi penyelenggaraan angkutan udara perintis
Selasa, 30 April 2024 18:10 Wib
Kemenhub: Jalur udara pemudik terbanyak angkutan umum pada H-2 Lebaran
Rabu, 10 April 2024 6:04 Wib
Menlu: RI siap kirim bantuan Palestina-Sudan dari jalur udara
Selasa, 26 Maret 2024 16:23 Wib
Serangan udara baru AS-Inggris targetkan Houthi di Yaman
Selasa, 5 Maret 2024 9:02 Wib
Kopaska TNI latihan terjun dan evakuasi medis udara di Jakarta
Senin, 4 Maret 2024 20:32 Wib
Pesawat F-16 di Skadron Udara 16
Senin, 5 Februari 2024 17:08 Wib
Polusi udara Jakarta
Kamis, 14 Desember 2023 12:32 Wib