Prosesi "mambiak tanah" awali Pesta Budaya Tabuik 2018 di Pariaman

id Ritual Maambiak Tanah

Prosesi "mambiak tanah" awali Pesta Budaya Tabuik 2018 di Pariaman

Tuo Tabuik (tokoh tabuik) Syafruddin Cu'uang (baju putih) sedang melaksanakan ritual "Maambiak Tanah". (Antara Sumbar/Muhammad Zulfikar)

Pariaman, (Antaranews Sumbar) - Pesta Budaya Tabuik 2018 yang dihelat Pemerintah Kota Pariaman, Sumatera Barat, diawali dengan prosesi atau ritual "maambiak tanah" oleh dua kelompok Tabuik Pasa dan Tabuik Subarang.

"Ritual Maambiak Tanah ini memiliki makna bahwa manusia berasal dari tanah," kata Tuo atau tokoh Tabuik Subarang Nasrun Jon di Pariaman, Selasa (12/9).

Prosesi atau ritual maambiak tanah tersebut diikuti ratusan masyarakat yang dimeriahkan dengan arak-arakan serta alunan gandang tasa atau alat musik tradisional setempat.

Ia menjelaskan prosesi maambiak tanah juga memiliki makna serta berkaitan erat dengan pengambilan jasad Husein, cucu Nabi Muhammad SAW.

"Prosesi ini merupakan simbol pengambilan jasad Husein yang mati syahid pada perang Karbala melawan penguasa Yazid Bin Muawiyah," kata dia.

Pelaksanaan ritual maambiak tanah ujarnya, merupakan ritual pertama yang dilakukan dua kelompok Tabuik Pasa dan Tabuik Subarang.

Prosesi tersebut dilakukan di dua tempat berbeda oleh dua kelompok tabuik yang diikuti dan disaksikan ribuan masyarakat kota itu.

"Setelah tanah yang diambil dibungkus dengan kain putih kemudian dimasukkan ke dalam belanga yang juga dibungkus kain putih dan diletakkan di daraga masing-masing dua kelompok tabuik, dan ini menunjukkan bahwa prosesi pertama sudah dilakukan," katanya.

Setelah pelaksanaan prosesi maambiak tanah, selanjutnya pada lima muharram dilakukan ritual "maambiak batang pisang", ujar dia.

Terpisah Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Pariaman, Elfis Candra mengatakan pesta budaya tabuik merupakan perayaan lokal dalam rangka memperingati Asyura, gugurnya Imam Husein, cucu Nabi Muhammad SAW, yang dilakukan oleh masyarakat di Kota Pariaman.

Kegiatan tersebut juga menampilkan kembali pertempuran Karbala, dan memainkan gendang tassa. Tabuik merupakan istilah untuk usungan jenazah yang dibawa selama prosesi upacara tersebut.

Kegiatan tersebut dilakukan juga untuk menarik para wisatawan dari berbagai daerah ke Kota Pariaman. (*)