Bekraf dorong perkembangan industri fesyen nasional

id Hari Santosa Sungkari

Bekraf dorong perkembangan industri fesyen nasional

Deputi Infrastruktur Bekraf Hari Santosa Sungkari. (cc)

Jakarta, (Antaranews Sumbar) - Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) mendorong pertumbuhan subsektor fesyen nasional antara lain melalui kegiatan lokakarya dan pelatihan ekspor dan e-dagang untuk industri fesyen.

"Kegiatan ini dimaksudkan untuk membantu ekosistem ekraf digital subsektor fesyen yang mendorong tumbuh dan berkembangnya industri fesyen nasional," kata Deputi Infrastruktur Bekraf Hari Santosa Sungkari dalam siaran pers di Jakarta, Sabtu, terkait penyelenggaran lokakarya dan pelatihan "Export & E-commerce for Fashion: Alibaba x Bina Nusantara".

Kegiatan yang digelar di Universitas Bina Nusantara Bandung, itu menghadirkan peserta yang berasal dari berbagai kabupaten/kota di Indonesia dan mewakili berbagai jenis dan skala bisnis fesyen.

Subsektor fesyen menjadi penyumbang terbesar kinerja ekspor ekonomi kreatif (ekraf) sebanyak 54,54 persen pada 2016.

Selain itu, fesyen juga memberi kontribusi terbesar kedua dalam kontribusi ekonomi kreatif terhadap produk domestik bruto (PDB), yakni 18,01 persen setelah kuliner.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor fesyen mengalami kenaikan 0,06 persen menjadi 10,90 miliar dolar AS dari 2015. Namun dari sisi kontribusi kinerja ekspor mengalami koreksi, yakni dari 56,27 persen menjadi 54,54 persen.

Namun subsektor ini masih memiliki tantangan, khususnya di pasar dalam negeri lantaran lebih memprioritaskan ruang untuk produk impor sehingga fesyen lokal kurang mendapat tempat.

Tantangan lainnya adalah sinergi industri hulu ke hilir, mulai dari pabrik tekstil atau garmen, perancang busana hingga pasar.

Meski begitu, Bekraf menilai era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) memberikan peluang pengembangan industri fesyen Tanah Air.

Dukungan pengembangan subsektor ini juga diberikan dengan akan dikeluarkanya kebijakan yang mendorong penggunaan karya fesyen dalam negeri, melancarkan ketersediaan bahan baku, sampai pada promosi produk-produk fesyen.

Ada tiga pendekatan yang digunakan dalam kegiatan ini. Di antaranya menguatkan kepasitas kreatif dari seluruh pelaku; meningkatkan kinerja setiap tahapan di rantai kreatif, kreasi, produktivitas, distribusi, konsumsi, serta konservasi serta keterkaitan dan pendukungannya.

Kemudian menguatkan "value chain" untuk semua subsektor melalui upaya kolaborasi, peningkatan kapasitas dan meningkatkan akses kepada infrastruktur yang dibutuhkan. (*)