Ini dia bukti peradaban dari abad VIII yang ditemukan di Dharmasraya (Video)

id Sejarah, ekskavasi, candi, arkeologi

Ini dia bukti peradaban dari abad VIII yang ditemukan di Dharmasraya (Video)

Petugas memasang tali grid yang dipergunakan sebagai penanda kotak galian pada ekskavasi yang dilakukan pada strutur Cagar Budaya Munggu VII Komplek Percandian Pulau Sawah, Dharmasraya, Sumatera Barat, Selasa (21/8). Eksavasi yang dilakukan oleh Puslit Arkenas tersebut melibatkan 13 orang pakar dari beberapa lembaga, perguruan tinggi serta komunitas di Indonesia. (Antara Sumbar/Syahrul R/18)

Pada ekskavasi ini ditemukan mantra Budha pada pecahan pripih di sekitar Munggu VII Komplek Candi Pulau Sawah yang telah dipergunakan pada abad VIII masehi
Dharmasraya, (Antaranews Sumbar) - Ekskavasi atau penggalian yang dilakukan oleh Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (Puslit Arkenas) menemukan bukti peradaban dari abad VIII masehi pada Komplek Percandian Pulau Sawah yang berada di Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat.

Ketua Tim Peneliti, Eka Asih Putrina Taim di Dharmasraya, Selasa, mengatakan tinggalan yang membuktikan bahwa komplek candi tersebut sudah ada sejak abad tersebut adalah dengan ditemukannya mantra Budha pada pripih atau periuk tanah.

"Pada ekskavasi ini ditemukan mantra Budha pada pecahan pripih di sekitar Munggu VII Komplek Candi Pulau Sawah yang telah dipergunakan pada abad VIII masehi," katanya.

Ia menyebutkan, temuan tersebut membuktikan bahwa keberadaan Komplek Candi tersebut jauh lebih tua dibandingkan dengan keberadaan Candi Padang Roco, yang mana pada candi tersebut ditemukan Arca Bairawa yang berasal dari abad XIII masehi.

Komplek Candi Pulau Sawah sendiri hingga saat ini terdiri dari 13 munggu atau gundukan, akan tetapi jumlah tersebut masih bisa bertambah melihat potensi temuan yang ada.

Keberadaan komplek candi tersebut menurutnya ada dalam kondisi rusak dan sudah berada dalam tanah, hal tersebut diperkirakan akibat terjadinya banjir besar ratusan tahun lalu, sebab candi-candi tersebut berada di daerah aliran sungai Batang Hari.

Dari beberapa arca yang ditemukan dapat disimpulkan bahwa Komplek Candi Pulau Sawah merupakan peninggalan dari Aliran Budha Tantrayana dan Budha Mahayana.

Bukti dari keberadaan Budha Mahayana ditemukan pada Candi Pulau Sawah II dengan penemuan avalokitesvara serta kaki Budha. Sementara bukti dari keberadaan Budha Tantrayana adalah dengan ditemukannya beberapa arca lain dari ajaran tersebut.

Dalam ekskavasi yang dilaksanakan sejak 13 hingga 24 Agustus tersebut pihaknya melibatkan sebanyak 13 orang pakar dari beberapa lembaga dan perguruan tinggi di Indonesia.

Dari Puslit Arkenas terdapat tiga orang arkeolog yang dibantu oleh 2 orang dari Komunitas Luar Kotak, pakar geologi dari ITB, satu orang dari Universitas Jambi, satu orang dari FMIPA UI, satu orang dari Balai Arkeologi Sumatera Utara serta empat orang dari Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Sumbar.

Sementara itu Kepala BPCB Sumbar, Nurmatias mengatakan dengan adanya temuan pada Komplek Candi Pulau Sawah tersebut membuktikan bahwa Minangkabau atau Sumbar sudah memiliki sejarah yang panjang, terutama zaman Hindu Budha.

"Hal ini hendaknya menjadi pemahaman baru bagi masyarakat, sebab peninggalan Hindu Budha di Sumbar baru ditemukan di Kabupaten Dharmasraya, Tanah Datar dan Pasaman," katanya. (*)