Inilah bukti ngalau tompok di Tanah Datar pernah jadi hunian sementara manusia zaman dahulu

id Goa, sejarah, arkeologi, cagar budaya,Ekskavasi

Inilah bukti ngalau tompok di Tanah Datar pernah jadi hunian sementara manusia zaman dahulu

Petugas melakukan penggalian atau ekskavasi di situs Ngalau Tompok Nagari Situmbuak Kecamatan Salimpauang, Tanah Datar, Sumatera Barat, Rabu (1/8). Penggalian yang dilakukan oleh Balai Arkeologi Sumatera Utara tersebut melibatkan 3 orang arkeolog ditambah satu orang ahli geologi serta beberapa orang dari Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Sumbar. (Antara Sumbar/Fandi Yogari/18)

Ngalau Tompok Syoaiah tergolong ngalau yang unik, sebab dari bukti yang ditemukan ngalau ini menjadi tempat penting bagi beberapa kepercayaan sejak zaman dahulu
Batusangkar, (Antaranews Sumbar) - Peneliti Balai Arkeologi Sumatera Utara, Nenggih Susilowati memprediksi Ngalau Tompok Syoaiah yang terletak di Nagari Situmbuak Kecamatan Salimpauang, Tanah Datar, Sumatera Barat, dahulunya pernah digunakan sebagai tempat hunian sementara manusia zaman dahulu.

"Temuan yang didapatkan selama ekskavasi mengindikasikan bahwa ngalau atau goa ini pernah digunakan sebagai hunian sementara oleh masyarakat zaman dahulu dan bukanlah hunian tetap," katanya di Batusangkar, Kamis.

Ia menyebutkan, beberapa temuan yang mengindikasikan hal tersebut adalah ditemukannya keramik, tulang belulang, cangkang kerang, lukisan pada dinding atau 'rock art' serta gerabah.

Menurut dia, temuan-temuan tersebut juga tidak berjumlah banyak dan keramik yang ditemukan juga diperkirakan berasal dari abad ke-18 masehi.

"Sedikitnya temuan mengindikasikan bahwa dahulunya goa ini tidak digunakan sebagai hunian tetap, sebab apabila menjadi hunian tetap maka jumlah temuan biasanya akan lebih banyak," ujarnya.

Hal lain yang mengindikasikan bahwa ngalau ini adalah hunian sementara adalah dengan adanya 'rock art' yang dilukis secara tidak beraturan.

Beberapa bentuk 'rock art' tersebut ada yang bermotif manusia kangkang, serta motif lain yang lebih menyerupai aksara yang berkaitan dengan penanggalan.

Aksara tersebut menurut dia belum bisa diketahui pasti jenisnya, akan tetapi aksara tersebut memiliki sedikit kemiripan dengan aksara batak, terutama yang berkaitan dengan penanggalan.

Akan tetapi aksara batak dibuat dalam bentuk kolom atau baris, sementara yang ada pada Ngalau Tompok dibuat tidak beraturan atau acak.

"Melihat kondisi alam di sekitar tempat ngalau itu berada, diperkirakan gambar-gambar tersebut berkaitan dengan hal pertanian, kemungkinan besar terkait penanggalan," kata dia.

Untuk mendapatkan data yang lebih lengkap, pihaknya akan terus melakukan penggalian guna mengumpulkan bukti-bukti peninggalan sejarah yang ada hingga tanggal 11 Agustus nanti.

Temuan-temuan yang didapatkan itu nantinya akan diteliti lebih lanjut di laboratorium guna mengetahui spesifikasinya dengan melakukan pengujian terhadap tulang, keramik tembikar, batu kapur, serta kerang.

Ia menambahkan, dari hasil pengujian di laboratorium yang dilanjutkan dengan pengkajian mendalam, baru nantinya dapat diketahui secara pasti bagaimana pemanfaatan ngalau ini sejak zaman dahulu.

"Ngalau Tompok Syoaiah tergolong ngalau yang unik, sebab dari bukti yang ditemukan ngalau ini menjadi tempat penting bagi beberapa kepercayaan sejak zaman dahulu," katanya.

Ekskavasi terhadap Ngalau Tompok Syoaiah telah dilakukan semenjak tanggal 23 Juli lalu dengan melibatkan tiga orang arkeolog dari Balar Sumut, satu orang pakar geologi serta beberapa orang dari Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Sumbar. (*)