Kelompok budidaya di Pesisir Selatan kembangkan bioflok (video)

id Bioflok

Kelompok budidaya di Pesisir Selatan kembangkan bioflok (video)

Ketua Kelompok Budidaya Farm Biofloc Ar-Razzaaq, Wedi Radian Dasril memberikan pakan ikan di kolam bioflok. (Antara Sumbar / Didi Someldi Putra) (.)

Painan, (Antaranews Sumbar) - Kelompok Budidaya Farm Biofloc Ar-Razzaaq yang berkedudukan di Koto Panai Air Haji, Kecamatan Linggo Sari Baganti, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat mengembangkan sistem bioflok dalam menekan ongkos produksi budidaya ikan air tawar seperti lele, nila dan juga betok.

"Usaha pembudidayaan ikan air tawar menggunakan bioflok telah kami lakoni sejak pertengahan 2015, selain bisa menghemat pakan, budidaya dengan sistem ini juga tidak memerlukan banyak ruang," kata Ketua Kelompok Budidaya Farm Biofloc Ar-Razzaaq, Wedi Radian Dasril di Painan, Minggu.

Ia menjelaskan untuk menghasilkan beberapa ekor lele seberat satu kilogram, khususnya pada kolam konvensional dibutuhkan pelet sebanyak 1,2 kilogram namun di kolam bioflok hanya dibutuhkan pelet 0,8 kilogram.

Pakan tersebut lebih hemat karena peran bakteri pribiotik yang sengaja dikembangbiakkan, bakteri itu mampu mengelola pakan yang tersisa serta kotoran ikan menjadi pakan cadangan.

Begitu juga dengan tempat, pada kolam konvensional yang berisikan air satu kubik hanya mampu menampung 100 ekor lele, sementara di kolam bioflok dengan air yang sama mampu menampung satu sampai dua ribu ekor lele.

Selain itu, kata dia, setelah lele dari kolam bioflok di panen airnya juga bisa dimanfaatkan sebagai pupuk dan tentu juga menguntungkan bagi para pembudidaya.

Bahkan lanjutnya, air kolam bioflok juga tidak berbau seperti kolam konvensional pada umumnya, sehingga ikan yang dihasilkan juga tidak amis dan lebih gurih serta tidak mengganggu masyarakat sekitar.

Saat ini, Kelompok Budidaya Farm Biofloc Ar-Razzaaq memiliki 18 kolam bioflok, 10 dimanfaatkan untuk budidaya lele, lima untuk nila dan tiga lainnya untuk betok, kelompok ini menghasilkan satu sampai dua ton ikan dari ketiga jenis ikan itu per bulannya.

Selain memenuhi kebutuhan pasar di daerah itu, kelompok tersebut juga membuat pelbagai jenis olahan seperti lele asap, abon lele dan lainnya.

Terpisah, Plt. Kepala Dinas Perikanan Pesisir Selatan, Arlindawati didampingi Kepala Bidang Budidaya setempat, Firdaus menyebutkan Kelompok Budidaya Farm Biofloc Ar-Razzaaq merupakan satu dari beberapa kelompok yang menjadi binaannya di daerah itu, dan pada 2016 kelompok tersebut mendapat bantuan 10 unit kolam bioflok.

Sistem bioflok pada budi daya lele sedang naik daun dalam beberapa tahun terakhir karena hasilnya memuaskan.

Bio artinya hidup, flok itu berarti gumpalan. Jadi bioflok itu adalah gumpalan hidup baik fitoplanton maupun zooplankton yang tumbuh menjadi makanan ikan. (*)

video : Didi Someldi Putra