Lima pesantren di Kabupaten Solok terima bantuan pembuatan kolam bioflok

id berita solok, berita sumbar, lele bioflok, pesantren, budidaya lele bioflok

Lima pesantren di Kabupaten Solok terima bantuan pembuatan kolam bioflok

Kolam bioflok di salah satu pesantren di Kabupaten Solok. (Antara/istimewa)

Arosuka (ANTARA) - Kabupaten Solok, Sumatera Barat menerima bantuan pembuatan kolam bioflok dari Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk lima pesantren di daerah tersebut untuk meningkatkan perekonomian masyarakat sepanjang 2019.

"Masing-masing pesantren mendapatkan bantuan pembuatan sekitar 10 kolam bioflok sebagai usaha untuk menyejahterakan pesantren," kata Kepala Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan Admaizon melalui Kasubag Perencanaan, Christine Sophin di Koto Baru, Sabtu.

Ia menyebutkan lima pesantren yang mendapatkan bantuan yaitu, Pesantren Darussalam Aur Duri di Nagari Sumani, Nurul Yaqin di Nagari Aripan, Daurul Tauhid di Selayo.

Kemudian Jabal Rahmah di Nagari Talang dan Salafiah Sah Abdul Aziz di Nagari Koto Hilalang.

Menurutnya setiap pesantren mendapat bantuan untuk pembuatan kolam, benih ikan lele, pakan dan pelatihan budidaya lele yang terealisasi pada Desember 2019.

"Pelatihan diberikan Kementerian melalui Balai Perikanan Air Tawar (BPAT) Jambi pada akhir Desember 2019," ujarnya.

Pihaknya berharap pondok pesantren dapat mengembangkan usaha budidaya ikan lele melalui kolam bioflok sehingga dapat meningkatkan perekonomian dan menjadi usaha baru yang mumpuni.

"Budidaya kolam bioflok masih baru di Solok, jadi ini juga sebagai percontohan untuk masyarakat sehingga bisa mencoba," ujarnya.

Sebab, banyak keuntungan budidaya ikan lele dengan menggunakan kolam bioflok seperti hemat pakan, hemat air, jumlah produksi ikan yang tinggi, budidaya dapat dilakukan di lahan terbatas dan lainnya.

Selain itu, dengan meningkatnya produksi ikan air tawar, pihaknya berharap dapat meningkatkan tingkat konsumsi ikan masyarakat yang masih rendah.

"Data terakhir, tingkat konsumsi ikan kita pada 2018 masih 34,4 kilogram perkapita. Kemungkinan 2019 hanya bertambah sedikit. Masih jauh dari target tingkat konsumsi nasional pada 2018 yang mencapai 50,6 kilogram perkapita," ujarnya.