PainanĀ (ANTARA) - Dinas Perikanan Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat, mendorong pembudidaya ikan air tawar di daerah itu menggunakan kolam bundar karena lebih menguntungkan dibanding kolam berbentuk persegi.
"Budidaya ikan di kolam bundar jauh lebih untung dibanding kolam persegi, terutama menyangkut masa panennya," kata Kepala Bidang Pengelolaan Pembudidayaan Ikan Dinas Perikanan Pesisir Selatan Syafri Herfindo di Painan, Selasa.
Ia menyebutkan kolam bundar pada umumnya dibuat menggunakan rangka besi dan terpal, ikan yang dibudidayakan di kolam bundar akan aktif sepanjang harinya.
Dengan aktifnya ikan maka energi yang dibutuhkan akan jauh lebih banyak sehingga berdampak pada kebutuhan pakan dan selanjutnya berdampak pada tumbuh kembang ikan.
Sementara pada kolam persegi, ikan cenderung menghabiskan banyak waktu di sudut-sudut kolam sehingga tidak membutuhkan energi yang banyak.
"Jika tidak bergerak tentu energi yang dibutuhkan sedikit, dan pakan yang dibutuhkan juga sedikit sehingga pertumbuhan ikan agak lambat," sebutnya.
Dari catatannya pembudidayaan ikan menggunakan kolam bundar sudah hampir merata di 15 kecamatan pada daerah setempat, namun pola tersebut belum begitu populer.
"Terkait hal itu kami terus mendorong dengan cara memberikan pendampingan secara langsung serta memperkuat sosialisasi ke para pembudidaya," ujarnya.
Kendati demikian, ungkapnya dibanding kolam bundar, budidaya ikan air tawar jauh lebih menguntungkan dengan menggunakan sistem bioflok baik dari waktu panen, kepadatan penebaran bibit, hingga penggunaan pakan yang irit.
Hanya saja pada sistem bioflok pebudidaya mesti telaten karena ada beberapa hal yang perlu diperhatikan mulai dari penggunaan aerator, flok dan lain sebagainya.
"Sistem boiflok ini juga sudah mulai dikenalkan di Pesisir Selatan dan pebudidaya merespon yang baik, hanya saja ada beberapa hal teknis yang perlu dipelajari untuk memulainya," kata dia.
Ia menyebut pada 2018 hasil budidaya ikan air tawar di daerah setempat mencapai 14 ton, pada 2019 sebanyak 15,5 ton dan 2020 ditarget sebanyak 15,7 ton.