FSPMI: Ratusan orang tenaga kerja asing ilegal bekerja di Batam

id TKA ilegal

FSPMI: Ratusan orang tenaga kerja asing ilegal bekerja di Batam

Tujuh pekerja asing ilegal di Kantor Imigrasi. (Antara Foto)

FSPMI menemui TKA yang bekerja sebagai tukang kebun dan operator. Bahkan mayoritas pekerja level bawal di PLTU Tanjungkasam adalah TKA,
Batam, (Antaranews Sumbar) - Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) menduga ada puluhan hingga ratusan orang Tenaga Kerja Asing (TKA) ilegal bekerja di Kota Batam, Kepulauan Riau.

"Ada banyak TKA ilegal di Batam, mereka yang bekerja di level-level bawah bisa kita temui di sejumlah tempat," kata Sekretaris FSPMI Kota Batam, Suprapto di Batam, Selasa.

FSPMI menemui TKA yang bekerja sebagai tukang kebun dan operator. Bahkan mayoritas pekerja level bawal di PLTU Tanjungkasam adalah TKA.

Ia menyebutkan, imigrasi dan Komisi IX DPR RI sudah pernah melakukan inspeksi ke PLTU tersebut, namun hingga kini tidak ada sanksi yang diberlakukan.

"Kami heran, tidak ada 'punishment'. Padahal nyata-nyata di sana ada banyak TKA level bawah yang menyalahi UU," kata dia.

Sebelum pemerintah memberikan kemudahan untuk TKA, kata dia, sebaiknya pemerintah tegakkan dulu aturan TKA yang lama, terutama mengenai batasan pekerja asing yang boleh mencari nafkah di Indonesia.

"Aturan yang ada lebih ditegakkan," kata dia.

Ia sepakat dengan upaya yang dilakukan pemerintah untuk mendorong investasi ke dalam negeri, namun semestinya tidak sekedar menanam modal, melainkan yang bermanfaat bagi masyarakat sekitar.

Investasi yang baik adalah yang mampu menyerap tenaga kerja lokal, demi pemberdayaan dan penyejahteraan masyarakat dan lingkungan sekitar.

"Investasi yang berdampak pada penyerapan tenaga kerja. Jangan berkedok investasi tapi tenaga kerja kita cuma disuruh nonton, yang mengerjakan orang luar," kata dia.

Perayaan May Day di Kota Batam diwarnai aksi unjuk rasa.

Pekerja fokus pada tuntutan mengenai aturan TKA dalam Peraturan Presiden Nomor 20 tahun 2018 dan penetapan Upah Minimum Sektoral.

Selain menyampaikan pendapat di muka umum, pekerja juga membagikan sembako kepada warga tidak mampu dan sosialisasi pentingnya jaminan ketenagakerjaan kepada masyarakat Sei Beduk, yang mayoritas pekerja di pabrik.(*)