Padang, (Antaranews Sumbar ) - Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) di Padang, Sumatera Barat menggelar kegiatan pemberdayaan masyarakat melalui Komunikasi, Informasi, Edukasi (KIE) obat dan makanan di Padang Panjang bersama tokoh masyarakat setempat.
"Tokoh masyarakat itu dekat dengan masyarakatnya. Kedekatan ini berguna bagi kami untuk bekerja sama membantu menyebarkan informasi dan mengedukasi masyarakat seputar obat dan pangan aman," kata Kepala BBPOM Padang, Martin Suhendri di Padang Panjang, Minggu.
Dalam penyebaran informasi di Padang Panjang, BBPOM menggandeng seorang tokoh dari kota tersebut yaitu Suir Syam yang juga anggota Komisi IX DPR RI.
KIE di Padang Panjang dilaksanakan di kampus putra Perguruan Thawalib pada Minggu (18/3) diikuti masyarakat daerah itu.
Penyebaran informasi seputar obat dan pangan aman adalah kegiatan rutin dari BPOM mengingat banyaknya jenis obat, kosmetik dan makanan yang beredar sehingga sebagai konsumen, masyarakat mesti cerdas memilih produk.
Karena perkembangan produk obat dan pangan, KIE yang dilaksanakan diharapkan dapat memperluas cakupan informasi bagi masyarakat tentang bahan berbahaya yang umum disalahgunakan pada produk obat dan makanan.
Menurut Anggota Komisi IX DPR RI Suir Syam, hampir semua penyakit disebabkan oleh makanan tidak sehat sehingga masyarakat harus cerdas memilih pangan dan menjaga pola konsumsi agar jauh dari penyakit.
Ia tidak memungkiri bahwa kendala ekonomi menjadi penyebab masyarakat cenderung memilih produk dengan harga murah.
"Boleh murah tapi jangan asal beli, karena hal inilah konsumen mesti cerdas. Yang menjual juga jangan asal memilih bahan demi keuntungan sendiri," katanya.
Ia mengingatkan salah satu contoh sederhana pangan berbahaya dapat dilihat dari tampilan warga mencolok atau kondisi pangan dijauhi atau tidak dihinggapi serangga.
Zat-zat berbahaya yang umum disalahgunakan pada obat dan pangan yaitu formalin, rhodamin B dan boraks
Selanjutnya ia juga mengajak masyarakat mewaspadai zat-zat berbahaya dengan tidak menggunakan bahan tersebut pada saat membuat makanan yang akan dikonsumsi atau dijual pada konsumen.
Cek KLIK
Kepala Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) di Padang, Sumatera Barat, Martin Suhendri memberikan edukasi mengenai Cek KLIK pada warga di Kota Padang Panjang agar aman mengonsumsi produk obat, kosmetik dan makanan.
Cek KLIK merupakan langkah pertama yang diterapkan seorang konsumen sebelum berbelanja produk kemasan.
Langkah-langkah cek KLIK yaitu cek kemasan produk, cek label, cek izin edar hingga cek kedaluwarsa.
"Jadi kalau mau aman, perhatikan dulu kemasan produk karena kemasan rusak mempengaruhi kualitas produk di dalamnya. Lalu jangan membeli produk yang tidak dilengkapi label dan izin edar karena belum terjamin keamanannya serta hindari produk kedaluarsa karena sudah di luar masa konsumsi," katanya.
Ia menerangkan di setiap produk obat, kosmetik, obat tradisonal dan makanan memiliki kode tersendiri yang mesti dikenal para konsumen agar tidak salah beli yang berakibat merugikan diri sendiri.
Kode-kode tersebut misalnya NA dan NL pada produk kosmetik, TR dan TI pada produk obat tradisional, atau MD dan ML pada produk makanan.
Pada produk obat, masyarakat dianjurkan membeli di apotek atau toko obat karena di sana sudah ada ahli yang dapat melayani sesuai obat yang dibutuhkan.
"Jangan tergiur harga murah. Pastikan kemasan obat tidak rusak atau dalam keadaan tersegel dengan baik," katanya.
Bila obat yang dibeli sudah kedaluarsa, masyarakat diminta menghancurkan terlebih dahulu sebelum membuang untuk menghindari kecurangan dari oknum yang ingin mencari keuntungan sendiri.
Ketika membeli kosmetik, bahaya yang paling umum ditemui adalah adanya penggunaan zat berbahaya seperti merkuri, hidrokinon dan asam retinoat.
"Jika ragu ketika ingin memakai kosmetik, tes dulu ke bagian belakang telinga. Namun sebelum beli tetap harus Cek KLIK dulu dan jangan gampang percaya atau tergoda dengan manfaat yang dijanjikan seperti memutihkan kulit dalam waktu singkat," katanya.
Sementara pada obat tradisional, bila mengonsumsi dianjurkan tidak bersamaan dengan obat kimia.
"Obat tradisional merupakan produk yang juga sering menjadi temuan BPOM di lapangan. Contohnya jamu asam urat, kami tidak mengeluarkan satupun izin untuk jamu asam urat," katanya.
Selanjutnya pada produk makanan, meski konsumen telah menerapkan Cek KLIK sebelum beli, masih ada masalah lain berkaitan dengan cemaran fisik, cemaran mikroba dan kimia disebabkan perilaku kurang bersih ketika dalam tahap pengolahan makanan.
Produk-produk yang sering disalahgunakan agar makanan tahan lama, lebih enak dan berwarna menarik yaitu formali, boraks, rhodamin B, pemanis buatan dan methanil yellow.
Anggota Komisi IX DPR RI Suir Syam mengatakan, Cek KLIK adalah tindakan yang tidak boleh dilupakan masyarakat sebelum berbelanja obat, kosmetik dan pangan.
"Yang pertama diperhatikan bukan harga, jangan asal murah saja. Namun konsumen mesti cerdas dengan melakukan Cek KLIK setiap berbelanja demi keamanan diri dan keluarga," ujarnya.