Kamila Andini tak sangka karyanya "Sekala Niskala" menangi Berlin International Film Festival

id film

Kamila Andini tak sangka karyanya "Sekala Niskala" menangi Berlin International Film Festival

Ilustrasi - Film. (Antara)

Cuma saya bahagia aja bisa memberikan sesuatu untuk Indonesia. Semoga dengan kemenangan ini, bisa menjadi pemantik bagi insan perfilman di Tanah Air bahwa tidak ada yang tidak mungkin dan semakin semangat dalam berkarya
Jakarta, (Antaranews Sumbar)- Sutradara muda Indonesia, Kamila Andini tak menyangka film karyanya berjudul "Sekala Niskala" menangi Berlin International Film Festival ke-68.

"Ini pengalaman luar biasa bagi saya, ini juga kali kedua kalinya masuk ke Festival Berlin dan sama sekali tak terpikir bisa menang penghargaan di festival sebesar ini," ujarnya di Jakarta, Rabu.

Bahkan waktu disebutkan film tersebut menang penghargaan, Kamila mengaku tak menyiapkan apa-apa, baik baju dan segala macamnya.

Film Sekala Niskala (The Seen and Unseen) yang membutuhkan waktu pembuatan hingga enam tahun tersebut, berhasil menerima penghargaan Grand Prix dari tiga juri dewasa untuk kategori Generation Kplus.

"Cuma saya bahagia aja bisa memberikan sesuatu untuk Indonesia. Semoga dengan kemenangan ini, bisa menjadi pemantik bagi insan perfilman di Tanah Air bahwa tidak ada yang tidak mungkin dan semakin semangat dalam berkarya," ujar dia.

Kamila menjelaskan meski saat ini akses informasi lebih mudah didapat, namun tuntutan akan film berkualitas semakin berat dan ternyata tidak ada yang tidak mungkin.

"Perfilman kita sudah lebih baik dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Bahkan di luar negeri sendiri, di festival yang dibicarakan dari negara Asia Tenggara lain seperti Filipina dan Thailand, namun sekarang film Indonesia sudah mendapat perhatian dan menjadi pembicaraan," lanjut dia.

Film Sekala Niskala bercerita tentang kakak-beradik Tantra (Gus Sena) dan Tantri (Thaly Kasih) tinggal di Bali dan sangat akrab, mereka sering bermain, menari bersama. Hingga suatu ketika Tantra jatuh sakit dan tidak bisa bergerak. Hubungan yang kuat antara Tantra dan Tantri membuat mereka mengalami kejadian spiritual yang ajaib antara kedua kakak beradik tersebut. Pengalaman tersebut ditampilkan dengan kearifan lokal dan budaya Bali yang kental.

Sementara itu, Kepala Pusat Pengembangan Film Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), Maman Wijaya, menyampaikan penghargaan yang tinggi akan prestasi tersebut.

"Kemdikbud menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya akan prestasi yang spektakuler ini. Ini sangat membanggakan bagi dunia perfilman kita," kata Maman.

Maman mengatakan bahwa penghargaan-penghargaan yang diraih insan perfilman Indonesia menunjukkan bahwa sineas dalam negeri tidak kalah dengan negara lain.

"Oleh karenanya kami mendorong para sineas meningkatkan kualitas dan kuantitas film juga diperkaya. Pemerintah membantu dalam pendanaan untuk peningkatan kompetensi sineas kita," kata Maman.(*)