Mentawai, (Antaranews Sumbar) - Komandan Pangkalan Utama Angkatan Laut (Danlantamal) II Padang, Laksamana TNI. Agus Sulaeman menegaskan, Kabupaten Kepulauan Mentawai masih dianggap rentan terhadap peredaran narkoba, penangkapan ikan secara liar dan keberadaan orang-orang asing yang belum didata secara baik.
"Sebagai daerah kepulauan, Mentawai sangatlah membutuhkan pengawasan lebih ketat dari aparat, sangat mungkin daerah kepulauan bisa rentan terhadap peredaran narkoba, dia bisa masuk ke pantai barat bagian Sumatera melalui perairan pintu masuknya begitu besar, terutama pintu masuk kepulauan Mentawai, untuk itu kita harus libatkan seluruh elemen untuk bersama melakukan mengawasan," Kata Agus Sulaeman, saat melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Kepulauan Mentawai di Tuapejat, Senin (11/12).
Selain rentan terhadap peredaran narkoba, kata Agus pengawasan terhadap pencurian ikan, dan pengawasan terhadap keberadaan orang-orang asing juga harus mendapat perhatian serius. Untuk itu, sangat dibtuhkan kerjasama pemkab.Mentawai bersama TNI AL.
"Untuk mengoptimalkan pengawasan tentu perlu didukung oleh semua seluruh elemen, termasuk juga perlu meningkatkan pembangunan infrastruktur sebagai fasilitas penjagaan perairan Kepulauan Mentawai," ujarnya.
Menurut Komandan yang memiliki wilayah pengawasan dari Padang hingga Bengkulu serta mempunyai tugas kekuatan dalam menjaga maritim dan membina nelayan sebagai intelijen pertama itu, pada tahun anggaran 2018 Lamtamal akan menempatkan empat unit satuan kapal patroli di Mentawai.
Hal itu guna menekan maraknya praktik pencurian ikan dan juga melakukan pengawasan terhadap banyaknya kapal asing yang masuk ke wilayah perairan Mentawai.
Bupati Kepulauan Mentawai Yudas Sabaggalet dalam sambutanya mengharapkan agar kunjungan Danlamtal II Padang ke Mentawai bisa memberikan dampak positif serta dapat berkolaborasi dalam mendukung percepatan pembangunan Kabupaten Kepulauan Mentawai.
Pasalnya, kondisi Mentawai dibangun mulai dari nol dan tidak ada peninggalan dari pihak manapun termasuk peninggalan dari jaman penjajahan Belanda.
"Tidak seperti daerah lain di Mentawai tidak ada satupun meninggalkan pembangunan, termasuk peninggalan dari jaman masa penjajahan Belanda, jadi kami benar-benar mulai dari nol," ujarnya.
Setelah terpisah dari kabupaten induk yaitu kabupaten Padang Pariaman pada tahun 1999, kabupaten dengan julukan "Bumi Sikerei" ini, kata Yudas mulai memacu percepatan pembangunan di berbagai bidang.
Di bidang pendidikan saat ini prasarana gedung sekolah di Mentawai untuk tingkat SMP sudah ada 23 gedung sekolah, SMA 11, Puskesmas 11 dan satu Akademi Komunitas, di bidang pendidikan kita terus melakukan perceatan pembangunan, tapi dari SDM kita terus berbenah, saat ini sudah ada 28 orang Mentawai yang menjadi aparat di TNI AD dan Polri, meskipun belum ada yang di AL, ujar Yudas.
Pada kesempatan temu ramah dengan seluruh unsur forkopimda bersama Danlantamal II Padang itu, Yudas juga menyampaikan bahwa ada tiga pulau di Mentawai sudah ditetapkan Presiden RI sebagai pulau terluar, yaitu Pulau Sibaru-baru, Sinyau nyau dan Pulau Pagai Utara Selatan.
Di bagian akhir sambutannya Yudas juga mengharapkan dukungan seluruh komponen untuk percepatan pembangunan Mentawai. (*)