Sawahlunto, (Antara Sumbar ) - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia, Yohana Susana Yembise, meresmikan Pusat Pembelajaran Keluarga (PUSPAGA) Kota Sawahlunto, Sumatera Barat, dalam rangkaian kunjungan kerjanya menghadiri puncak peringatan Hari Kartini tingkat provinsi itu, Kamis.
" Ini merupakan sejarah yang berhasil ditorehkan pihak pemerintah daerah setempat karena Puspaga Sawahlunto adalah yang pertama di Indonesia yang saya resmikan pengoperasiannya secara langsung," kata dia, di Sawahlunto, Kamis.
Menurutnya, pembelajaran terpadu bagi keluarga itu merupakan program baru yang diluncurkan pihak kementerian tersebut pada 2016 dan saat ini telah ada di delapan provinsi serta beberapa daerah kabupaten dan kota di Indonesia.
Hal itu, lanjutnya, cukup membuktikan bahwa Pemerintah Kota Sawahlunto memiliki komitmen dan perhatian yang cukup besar kepada masyarakat, khususnya dalam memberikan perlindungan serta menjamin terpenuhinya hak kaum perempuan dan anak di kota itu.
"Saya pernah melihat kepala daerah di luar negeri yang juga memiliki komitmen yang besar terhadap kesejahteraan kaum perempuan dan anak, yaitu di Norwegia. Dan saat ini, saya temui lagi dan itu tempatnya di Kota Sawahlunto, Indonesia," ungkapnya.
Terkait inovasi pemerintah daerah setempat dalam memberikan tanda khusus bagi rumah masyarakat yang memiliki anak usia 0 sampai 18 tahun, Menteri Yohana sangat mengapresiasi upaya yang telah dilakukan itu.
"Ide ini sangat baik sekali dan juga merupakan kebijakan pertama yang mampu dilahirkan oleh pemerintah daerah sebagai pengingat bagi seluruh elemen masyarakat agar dapat menjaga keamanan dan kenyamanan anak," kata dia.
Sementara itu, Wali Kota Sawahlunto, Ali Yusuf menjelaskan kebijakan tersebut sengaja dilakukan agar para orang tua serta lingkungan sekitar bisa menjaga sikap mereka bila berada di rumah tersebut.
Salah satunya berupa larangan bagi orang dewasa untuk tidak melakukan perbuatan yang tidak pantas diketahui oleh anak, seperti merokok atau perbuatan lainnya yang dapat memberikan pengaruh negatif terhadap perkembangan mental anak.
"Tanda yang dipasang di setiap rumah tersebut berbeda sesuai dengan kearifan lokal masing-masing wilayah kecamatan yang ada, yakni Kecamatan Silungkang yang ditandai dengan kipas berbahan dasar songket dan Kecamatan Lembah Segar dengan lampion bergambar wayang dan layang-layang," sebutnya.
Kemudian, lanjutnya, Kecamatan Barangin dengan memasang miniatur tokoh pewayangan dan Kecamatan Talawi dengan payung kertas yang seluruhnya merupakan hasil kerajinan masyarakat di wilayah tersebut.
"Kebijakan tersebut merupakan kesepakatan seluruh stakeholder dalam rangka persiapan meraih Kota Layak Anak tingkat Nindya yang penilaiannya akan dijadwalkan pada Juni 2017," kata dia.
Berita Terkait
HJK 234 Kota Padang Panjang Sejahtera Berkelanjutan
Minggu, 1 Desember 2024 20:41 Wib
Bawaslu Agam Gelar Apel Siaga Pengawasan Masa Tenang
Sabtu, 23 November 2024 15:17 Wib
Pertama di Agam, Bawaslu luncurkan kampung pengawasan pemilihan
Sabtu, 19 Oktober 2024 17:45 Wib
Sah! anggota DPRD Padang Panjang 2024-2029 dilantik dan ucapkan sumpah/janji
Selasa, 13 Agustus 2024 20:27 Wib
Pemkot Bukittinggi tetap fokuskan program kemasyarakatan di 2024
Kamis, 20 Juni 2024 11:32 Wib
87 orang lulus seleksi administrasi calon anggota panwaslu kecamatan di Pasaman Barat
Minggu, 12 Mei 2024 16:28 Wib
Delapan Kali dan pertama di Sumbar tahun ini, Padang Panjang kembali WTP BPK RI
Kamis, 4 April 2024 23:02 Wib
Kilas Balik PT Semen Padang Tahun 2023: Komit Pada Keberlanjutan, Inovasi dan Terus Berkolaborasi
Selasa, 2 Januari 2024 19:31 Wib