Innalillahi wa Inna Iaihi Rojiun..., Sumatera Barat (Sumbar) kembali berduka. Salah seorang putra terbaik daerah ini, Drs H Muslim Kasim, Ak, MM Datuk Sinaro Basa telah dipanggil Allah SAW.
Mantan Wakil Gubernur Sumbar periode 2010 hingga 2015, lahir di Pakandangan, Enam Lingkung, Padang Pariaman, Sumatera Barat pada 28 Mei 1942 dan menghembuskan nafas terakhir Sabtu pukul 21.45 WIB, di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Jakarta.
Muslim Kasim yang akrab disebut MK atau Mamak Kita (paman kita) itu, juga pernah dipercaya sebagai Bupati Padangpariaman dua periode tersebut, kembali ke Rahmatullah karena sakit dan mengalami kritis atau koma selama 15 hari di RSPAD. Ia meninggal dunia pada usia 75 tahun.
Kepastian kabar duka diperoleh dari keponakan beliau. "Ya benar, bapak (MK) sudah meninggal dunia di Jakarta," kata keponakan Muslim Kasim, Ilham Fauzi saat dihubungi dari Padangpariaman, Sabtu malam.
Semasa hidupnya, Muslim Kasim aktif di pemerintahan sebagai bupati dan wakil gubernur. Dan dalam tatanan masyarakat di Minangkabau beliau adalah tokoh adat atau Ninik Mamak yang disegani anak dan kemenakannya.
Gelar terhormat Datuk Sinaro Basa melekat di belakang namanya sebagai pertanda beliau adalah tokoh adat Minangkabau dan mamak bagi kaumnya (etnis).
Gelar Datuk adalah tanda seseorang sebagai penghulu di Minangkabau yang hanya disematkan pada tokoh adat pilihan, disegani dan disepakati para anggota kaum, anak dan kemenakannya.
Datuk bagai gelar kebangsawanan di Minangkabau. Tokoh yang menyandang gelar terhormat ini mendapat perlakuan istimewa, yang dalam adat etnis ini biasa diistilahkan Ditinggikan Sarantiang, didahulukan salangkah (Ditinggikan Seranting, Didulukan selangkah).
Semasa hidupnya Muslim Kasim pun pandai berpetatah-petitih (semacam pantun adat Minangkabau) yang menjadi tanda kepandaian dan kecerdikan seorang sang penghulu.
Sebagai mamak, Muslim Masim juga perah dinobatkan sebagai Ketua Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM) Kabupaten Padang Pariaman, satu lembaga tempat berkumpul dan berundingnya pada datuk dan penghulu.
Beliau juga aktif di Gerakan Pramuka dan dipercaya sebagai Kepala Kwarda Pramuka Sumatera Barat. Muslim Kasim juga peduli pada upaya kesiapsiagaan bencana.
Jabatan di pemerintah yang pernah dipercayakan kepada beliau adalah Inspektorat Bulog (1976-1978), Inspektur Pembantu Bulog (1978-1984), Inspektorat diperbantukan pada Binkop Menkop/Kabulog (1978-1984) Kepala Bidang Administrasi Keuangan Dolog Jawa Timur (1984-1992).
Wakil Kepala Dolog Jawa Timur (1992-1994), dan Kepala Dolog Bali (1994-1998).
Lalu, Kepala Dolog Sumatera Barat (1998-2000), Bupati Padang Pariaman (2000-2005), Bupati Padang Pariaman (2005-2010) dan Wakil Gubernur Sumatera Barat (2010-2015).
Almarhum juga banyak berorganisasi atara lain pada 1966 hingga sebagai Kepala Perwakilan Harian Pelopor Baru Jakarta, Jawa Barat, di 1968 hingga 1972 menjabat Ketua Badan Kesatuan Mahasiswa Minang (BKMM) Bandung.
Pada 1995 hingga 1998 dipercaya sebagi Ketua Ikatan Keluarga Minang Saiyo (IKMS) Provinsi Bali. Lalu tahun 1995 hingga 1998 menjabat Ketua Lembaga Managemen dan Konsultasi Pembinaan Pengusaha Kecil dan Koperasi.
Selanjutnya, pada 1996 hingga 1998 sebagai Pembina Sepak Takraw Pengda Prestasi Provinsi Bali, kemudian pada 1998 sebagai Pembina Sepak Takraw Pengda Prestasi Provinsi Sumatera Barat.
Pada Juni 1998 beliau menjadi Bendahara Nasional Seleksi Tilawatil Qur'an (STQ - XIII) Denpasar dan di bulan Juni 1998 sebagai Ketua Muzakarah pariwisata Nasional dalam Rangka Pemberdayaan Ekonomi Umat di Bidang Pariwisara, Denpasar.
Lalu pada 1996 hingga 1998 dipercaya sebagai penanggung jawab pembangunan Mesjid Al-Muhajirin IKMS Bali dan tahun 1984 hingga 1994 dinobatkan sebagai Ketua Bidang Pengembangan dana Yayasan Jantung Indonesia Cabang Utama Jawa Timur Surabaya.
Kemudian pada 1996 hingga 1998 dipercaya sebagai pembina Yayasan Jantung Indonesia cabang Bali dan di 1999 hingga 2002 sebagai Ketua III Yayasan Jantung Indonesia cabang Padang.
Jabatan lain yang pernah diemban Almarhum adalah Ketua BKKSI Korwil Sumatera Barat, Ketua Umum PORBI Padang Pariaman dan Ketua Umum KONI Kabupaten Padang Pariaman.
Prosesi Pemakaman
Atas kabar duka wafatnya Muslim Kasim sang mamak Minangkabau ini, Gubernur Sumatera Barat, Irwan Prayitno menyatakan bela sungkawa.
Ia secara pribadi, keluarga dan pemerintah Sumbar menyampaikan duka mendalam atas wafatnya Muslim Kasim.
"Beliau adalah salah seorang putra terbaik Minangkabau yang ada saat ini. Beliau pamong senior, beliau seorang ninik mamak, beliau seorang tokoh masyarakat yang banyak dicintai," sebutnya.
Kita kehilangan tokoh yang baik, tokoh yang merakyat. Mari kita doakan semoga beliau khusnul khotimah dan keluarga yang ditinggalkan sabar hendaknya. Selamat jalan pak Muslim Kasim, tulisnya.
Salah seorang sahabat beliau, S. Antoni seorang jurnalis yang bertugas di kantor Gubernur Sumbar saat Muslim Kasim menjabat Wagub Sumbar (2010 hingga 2015) mengatakan, selama meliput di sana Almarhum adalah sosok pemimpin yang ramah dan mudah senyum.
"Ia juga peduli terhadap awak media. Meskipun tengah malam pulang dari safari Ramadhan selalu diupayakan untuk berhenti di tempat makan meski makan sate atau ngopi dengan rombongan jurnalis," kata Antoni yang juga Ketua Forum Wartawan Rumah Bagonjong (Kantor Gubernur Sumbar).
"Selain itu, beliau pemimpin yang dekat dengan masyarakat. Kami berdua atas wafatnya beliau, semoga kebaikannya mendapat tempat yang layak di sisiNya," ujarnya.
Jenazah Muslim Kasim menurut rencana dimakamkan di pandan perkuburan keluarga di Gadur Pakandangan Padangpariaman, seusai Zhuhur.
Menurut Kepala Biro Humas Sekretariat Provinsi Sumbar, Jasman jenazah Almarhum diterbangkan dari Jakarta dan dijadwalkan sampai di Bandara Internasional Minangkabau (BIM) Padangpariaman Minggu Pagi.
"Informasi yang kita terima jenazah almarhum dibawa menggunakan pesawat Lion Air, berangkat dari Jakarta pukul 08.30 WIB. Gubernur Sumbar bersama Forkopimda menunggu di BIM, katanya.
Ia menerangkan akan diadakan prosesi pelepasan jenazah di VIP Room BIM oleh gubernur.
"Gubernur menilai almarhum adalah salah seorang putra terbaik Minangkabau, pamong dan birokrat senior, seorang Niniak Mamak, dan tokoh masyarakat yang banyak dicintai masyarakat. Karena itu penghormatan dari semua pihak sangat pantas untuk diberikan," ujar dia.
Jenazah Muslim Kasim pun telah dimakankan di kampung halamannya di Nagari (desa adat) Gadur Kecamatan Enam Lingkung Kabupaten Padangpariaman, Sumbar.
"Almarhum dimakamkan di pemakaman kaum," kata Wali Nagari Gadur, Irkhaswandi.
Ia mengatakan almarhum dimakamkan di situ karena beliau merupakan seorang penghulu di kampungnya sehingga harus dimakamkan di kuburan kaum.
Sebelum dimakamkan pada pukul 17.30 WIB, jenazah almarhum disemayamkan di rumah duka di Nagari Pakandangan, Kecamatan Enam Lingkung.
Jenazah almarhum tiba di rumah duka pada pukul 11.25 WIB setelah sebelumnya disambut oleh Gubernur Sumbar, Irwan Prayitno dan diserahkan kepada keluarga di Bandara Internasional Minangkabau karena beliau wafat di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto Jakarta.
Terlihat di rumah duka didatangi oleh beberapa tokoh dan masyarakat Sumbar untuk memberitakan penhormatan terakhir dan mengirimi do'a.
Almarhum meninggalkan satu orang istri Nasrida Muslim, dan lima orang anak, yakni Harry Husnan Kurniawan, Ricky M Barkah, Kemal Bahren Pasha, Kamil Bahren Pasha dan A H Zuchri.
Selamat mamak, salamat jalan sang penghulu orang Minang. (*)