Agam Dorong Nagari Bentuk Kelompok Sadar Wisata

id Kelompok SadarWisata

Lubuk Basung, (Antara Sumbar) - Pemerintah Kabupaten Agam, Sumatera Barat, mendorong wali nagari atau kepala desa adat untuk membentuk kelompok sadar wisata agar objek wisata berkembang dan ramai dikunjungi wisatawan.

"Kita telah menyampaikan kepada nagari agar membentuk kelompok sadar wisata tersebut," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Agam, Hadi Suryadi didampingi Kasi Sarana dan Prasarana Metrizon di Lubuk Basung, Sabtu.

Ia mengatakan, pihaknya akan memberikan pelatihan kepada kelompok sadar wisata untuk mengembangkan objek wisata dan pelatihan dalam melayani pengunjung dalam meningkatkan sumber daya manusia.

Selain itu mendorong kelompok untuk membuat program menarik wisatawan seperti, membuat souvenir, mengadakan event kesenian dan lainnya.

"Untuk mendukung program ini, nagari bisa menganggarkan dana desa yang dimiliki nagari itu," katanya.

Ia menambahkan, jumlah objek wisata sebanyak 118 unit yang tersebar di 82 nagari.

Namun yang memiliki kelompok sadar wisata hanya sembilan objek wisata yakni, Objek Wisata Tarusan Kamang, Objek Wisata Muko-muko, Objek Wisata Puncak Lawang, Objek Wisata Ambun Tanai, Objek Wisata Pantai Tiku, Objek Wisata Sungai Tanang, EkoWisata Lasi, Objek Wisata Ikan Sakti Sungai Janiah dan Objek Wisata Bandar Mutiara.

Sementara Objek Wisata Sungai Tanang, Agro Wisata Singgalang Cingkariang dan lainnya dalam waktu dekat akan dibentuk karena pihaknya sudah melakukan pertemuan dengan masyarakat.

"Kita berharap ke 118 objek wisata ini memiliki kelompok sadar wisata, agar jumlah kunjungan ke objek wisata itu meningkat," katanya.

Selama 2016, tambahnya, jumlah kunjungan wisatawan ke Agam sebanyak 280.402 orang. Sedangkan target kunjungan pada tahun ini sekitar 500.000 orang.

"Kita optimis target ini tercapai karena data jumlah kunjungan pada Agustus sampai November 2016 belum masuk dan ditambah kunjungan pada Desember 2016 nanti," tegasnya

Wali Nagari Koto Malintang, Naziruddin, menambahkan, dengan terbentuknya kelompok sadar wisata ini berdampak terhadap jumlah kunjungan, karena anggota kelompok melayani pengunjung dengan baik, objek wisata itu sering mengadakan event dan lainnya.

"Ini yang terjadi di Objek Wisata Muko-muko, sehingga setiap libur jumlah kunjungan mencapai 200 sampai 300 orang," katanya. (*)