Akademisi: Kontaminasi Mikroorganisme Hasilkan Racun Dalam Makanan

id Akademisi

Padang, (Antara Sumbar) - Guru Besar Farmasi Universitas Andalas (Unand) Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar), Prof Marlina menyampaikan kontaminasi mikroorganisme dalam makanan dapat menghasilkan bakteri atau senyawa bersifat racun.

Hal itu terkait adanya kasus keracunan empat bersaudara di Kota Padang pada Senin (23/5) yang mengakibatkan anak berusia lima tahun meninggal dunia setelah mengonsumsi ubi kayu goreng.

"Jika telah menghasilkan toksin atau racun, tentu sangat berbahaya untuk dikonsumsi termasuk terkait keselamatan pengonsumsi," kata dia saat dihubungi dari Padang, Rabu.

Selain terkontaminasi mikroorganisme, makanan dapat pula menghasilkan zat racun yang diproduksi oleh zat atau senyawa dalam makanan itu sendiri.

"Jadi bisa saja ubi kayunya yang telah bersifat racun, atau ada kontaminasi senyawa toksin di dalamnya," ujarnya.

Namun tentu perlu penyelidikan yang lebih mendalam termasuk sampel darah korban yang sama-sama mengonsumsi makanan yang sama.

Menurutnya, daya tahan tubuh seseorang juga berpengaruh terhadap reaksi tubuh setelah mengonsumsi makanan tertentu. Bisa saja seseorang merasa tidak enak badan setelah mengonsumsi makanan, sedangkan yang lainnya baik-baik saja.

Secara umum, ia menjelaskan pola hidup sehat tetap harus dijaga oleh tiap orang termasuk dengan menjaga kebersihan makanan yang akan dikonsumsi.

"Kebiasaan masyarakat ialah makanan yang telah dimasak, dibiarkan terbuka. Kadang inilah yang memicu mikroorganisme muncul," tambahnya.

Standar kebersihan tetap harus dijaga dalam mengonsumsi makanan. Tidak hanya memilih makanan terjaga kebersihan, melainkan pola cuci tangan sebelum makan dan hal sepele lainnya harus tetap diperhatikan.

Sebelumnya, Nia Andini (5) meninggal dunia di RSUD Dr Rasyidin Padang pada Senin (23/5) pukul 20.00 WIB diduga akibat keracunan memakan ubi kayu goreng.

Tiga orang saudaranya yang lainnya Dila Ashariah (12), Afzan (11) dan Adriano (7) juga sempat dirawat di rumah sakit yang sama setelah mengonsumsi ubi kayu goreng itu.

Ayah keempat anak itu, Dasrul (45) mengatakan tidak curiga dengan ubi kayu itu karena sebelumnya sudah pernah digoreng. Hanya saja rasanya pahit setelah ditambahkan bumbu masakan yang baru dibeli dengan masa kadaluarsa hingga 2017.

Dokter RSUD Dr Rasyidin Padang, Matini menyampaikan hasil diagnosis ialah pasien dehidrasi, mual dan muntah. Gejala tersebut biasanya terjadi pada orang yang keracunan. (*)

Pewarta :
Editor: Antara Sumbar
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.