Sawahlunto, (Antara Sumbar) - Badan Nasional Narkotika Kota (BNNK) Sawahlunto, Sumatera Barat, mengimbau masyarakat agar mengenali gejala awal seseorang yang diduga telah kecanduan narkoba.
"Tanda-tanda yang mudah dilihat antara lain prilaku sering menyendiri, mudah tersinggung, sering berbohong serta memiliki prilaku tertutup dari biasanya," kata Kepala Seksi Pencegahan BNNK setempat, Kapten Inf Muryanto, di Sawahlunto, Kamis.
Jika menemukan gejala tersebut pada anggota keluarga atau orang dilingkungan sekitar, lanjutnya, masyarakat bisa segera melaporkannya ke pihak BNNK atau Instalasi Penerimaan Wajib Lapor (IPWL) bagi pecandu narkoba, untuk mendapatkan rehabilitasi dan pengobatan secara gratis.
Untuk kasus tergolong biasa, para pengidap kecanduan narkoba tersebut akan menjalani proses rehabilitasi sebanyak delapan kali pertemuan dengan rentang wajib lapor satu kali dalam seminggu.
"Prosedur penanganan akan berbeda bagi pelaku tertangkap tangan menyimpan serta mengedarkan narkoba, disamping mendapatkan rehabilitasi mereka juga akan menjalani proses penyidikan untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya di hadapan hukum," ujar dia.
Terkait kegiatan Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) oleh pihaknya, hingga saat ini tercatat BNNK Sawahlunto sudah melakukan proses rehabilitasi terhadap hampir 50 orang pengidap kecanduan narkoba.
Para pengidap tersebut sebagian sudah ada yang menjalani tahapan pasca rehabilitasi sebelum dinyatakan sembuh dari ketergantungan narkoba.
Menurutnya, pengidap tersebut didominasi oleh mereka yang terjaring razia disejumlah tempat hiburan malam di kota itu.
"Kami juga telah menetapkan empat sasaran kegiatan P4GN yakni lingkungan pendidikan, lingkungan keluarga, lingkungan pekerja serta lingkungan masyarakat," jelasnya.
Dia menyontohkan, sosialisasi pada lingkungan pendidikan ditujukan bagi seluruh kepala sekolah jenjang pendidikan SLTP dan SLTA di kota itu, serta membangun jaringan komunikasi dengan ikatan mahasiswa yang ada di kota itu untuk bersosialisasi serta melakukan tes urine.
Sementara untuk lingkungan keluarga, pihaknya menargetkan penyuluhan bagi kaum ibu melalui sejumlah organisasi wanita dan pada lingkungan kerja pihaknya juga gencar melakukan sosialisasi dan tes urine.
"Hingga saat ini ada dua institusi, Kodim dan Kejaksaan, sudah melakukan tes urine bagi seluruh pejabat dan stafnya," lanjutnya.
Khusus kegiatan sosialisasi bagi lingkungan masyarakat, pihaknya berupaya membekali para tokoh adat, tokoh agama, tokoh pemuda serta tokoh masyarakat lainnya agar mampu menangkal masuknya narkoba di lingkungan mereka masing-masing.
Sebelumnya, Badan Narkotika nasional (BNN) terus menggalakan kerja sama internasional dengan Tiongkok melalui "National Narcotics Control Commission" (NNCC).
"Secara resmi, kerja sama dibidang pemberantasan narkoba antara Indonesia dengan Tiongkok sudah terjalin sejak Maret 2012 lalu," kata Kepala Bagian Hubungan Masyarakat (Kabag Humas) BNN, Kombes Pol Slamet Pribadi. (*)
Berita Terkait
BNNP Sumbar identifikasi 523 kawasan rawan narkoba
Rabu, 11 Desember 2024 15:08 Wib
Pemnag se Kecamatan BAB Tapan, bentuk Satgas Pengendalian Kenakalan Remaja, Pekat dan Narkoba
Senin, 9 Desember 2024 13:56 Wib
BNNP Sumbar identifikasi 523 kawasan rawan narkoba
Sabtu, 7 Desember 2024 13:19 Wib
BNNP Sumbar terapkan lima strategi tekan peredaran narkoba
Jumat, 6 Desember 2024 14:48 Wib
BNN ungkap 15 kasus peredaran narkoba dari sejumlah provinsi
Kamis, 5 Desember 2024 16:12 Wib
Tujuh perbatasan negara jadi prioritas pencegahan peredaran narkoba
Rabu, 4 Desember 2024 12:59 Wib
Polres Pasaman Barat musnahkan 28,8 kilogram daun ganja
Senin, 25 November 2024 19:22 Wib
Polresta Padang fokus bersihkan narkoba dari Pasar Gaung
Jumat, 15 November 2024 18:51 Wib