Korban Keracunan Makanan di Limapuluh Kota Jadi 258 Orang

id Korban Keracunan Makanan

Sarilamak, (Antara) - Jumlah korban keracunan keracunan usai hajatan akikah di Kecamatan Lareh Sago Halaban, Kabupaten Limapuluh Kota Sumatera Barat, terus bertambah menjadi 258 jiwa, dimana pada Rabu (3/2) siang hanya 149 orang.

Kepala Puskesmas Pakan Rabaa Kecamatan Lareh Sago Halaban, Budi Margana saat dihubungi dari Payakumbuh, Rabu, mengatakan dari jumlah korban tersebut, 11 orang diantaranya terpaksa di rumah sakit yakni enam di RSUD Adnan WD Payakumbuh dan lima orang di RSUD Achmad darwis Suliki.

"Sementara korban yang lain dirawat di rumah masing-masing," kata dia.

Ia mengatakan, korban keracunan tersebut bukan hanya menyerang masyarakat kelas bawah, tapi juga Camat Lareh Sago Halaban Muftil Yusahdi, anggota DPRD Limapuluh Kota Virmadona, serta salah seorang kepala bidang pada dinas sosial setempat.

Ia menyebutkan peristiwa tersebut mendapat perhatian serius dari Dinas Kesehatan Sumbar dan Badan Pengawasan Obat dan makanan (BPOM) Padang.

Sehingganya, kata dia, dua lembaga tersebut datang ke lokasi kejadian untuk meliti apa penyebab terjadinya peristiwa, serta mengumpul data dan mengambil sampel makanan yang diduga menjadi penyebab terjadi kasus keracunan tersebut.

Ia menambahkan, peristiwa itu terjadi seteleh hajatan akikah yang digelar, Asmimi (54) di Jorong Balai Panjang, Nagari (desa adat) Balai Panjang Kecamatan Lareh sago Halaban pada Senin (1/1).

Sementara korban korban keracun mulai diketahui pada Selasa (2/2), dan Dinas Kesehatan setempat sudah menetapkan peristiwa tersebut sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB).

Hingga saat ini, pihak kepolisia, dinas kesehatan, BPOM masih menyelidiki penyebab keracunan ratusan jiwa tersebut.

Kepala Balai Besar Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Padang Zulkifli mengatakan perlu adanya pelatihan terhadap petugas penanganan Kejadian Luar Biasa (KLB) keracunan, baik dari tingkat provinsi atau kabupaten/kota.

Ia mengatakan hingga saat ini sangat jarang adanya pelatihan terhadap petugas tersebut sehingga sampel yang diserahkan ke BPOM sering bukan merupakan sampel penyebab kejadian itu.

Menurutnya, setiap terjadi kasus keracunan di suatu tempat, seharusnya puskesmas setempat segera turun ke lapangan untuk menyelamatkan korban serta menyelamatkan sampel penyebab untuk diuji. (*)

Pewarta :
Editor: Antara Sumbar
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.