Payakumbuh, (Antara) - Bahan bakar minyak (BBM) di sejumlah stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) Kota Payakumbuh, Sumatera Barat, Rabu, langka.
Salah seorang warga Payakumbuh, Rahmad Deni saat dikomfirmasi Rabu malam mengakui BBM tersebut susah didapatkan sejak dua hari terakhir.
"Sejak harga BBM turun, susah mendapatkannya, bahkan harus menghadapi atrean panjang di SPBU," kata dia.
Ia mengatakan, selain kelangkaan di SPBU, BBM juga jarang didapatkan di kios-kios eceran, meskipun ada harganya naik dari harga standar.
Ia berharap pihak Pertamina serta pemerintah daerah segera menindaklanjuti kelangkaan yang terjadi dan menindak tegas pihak-pihak yang sengaja mengambil keuntungan dari kejadian ini.
Ia menyesalkan hal ini karena jika dilakukan antisipasi dengan baik sejak awal kelangkaan tidak akan terjadi.
Sementara seorang warga Bukittinggi Heru haru menunda perjalanannya ke Kota Pekanbaru akibat tidak adanya BMM.
Pantauan Antara di Kota Payakumbuh Rabu malam, tiga SPBU yang ada di Kota Payakumbuh semuanya tidak tersedia stok BBM.
Meskipun dalam keadaan kosong, antrean kendaraan telah panjang terjadi menungggu kedatangan stok BBM.
Sementara, Sales Eksekutif Retail Rayon VIII Pertamina Adri Angga Aditya saat dikonfirmasi mengatakan kelangkaan BBM terjadi karena pengusaha menghabiskan stok lama dan menunggu pembelian hingga diberlakukan harga baru.
"Memang ada penumpukan pembelian BBM untuk dikirim ke SPBU, namun sejak kemarin BBM sudah dikirim ke SPBU, kami berharap hari ini sudah normal," ujarnya.
Ia mengimbau pengelola SPBU memprioritaskan pelayanan kepada pengendara daripada pembeli yang menggunakan jerigen.
Terkait adanya warga yang menjual BBM secara eceran di dekat SPBU ia mengatakan hal itu bukan kewenangan Pertamina.
Bagi masyarakat yang membeli dengan jerigen dalam aturan harus mendapatkan rekomendasi dari satuan kerja perangkat daerah (SKPD) setempat, lanjutnya.
Ia menyebutkan untuk harga baru BBM di Sumbar premium menjadi Rp6.950 per liter dari sebelumnya Rp7.300 per liter, solar menjadi Rp5.650 per liter, pertalite Rp7.900 per liter, pertamax Rp9.150 per liter, solar dex Rp10.100 per liter, solar nonsubisidi Rp8.450 per liter dan pertamax plus Rp9.450 per liter. (*)
