Kepala DinasKesehatan Kota Padang Panjang, Nuryanuar M.Kes, menjelaskan bahwa efek penerapanPerda KTR dan Tanpa Asap Rokok membuat membuat masyarakat terhindar daripenyakit paru-paru.
Efek Perda iniberjalan, dokter spesialis paru di Padang Panjang sampai tidak pekerjaan lagi,jadi tidak laku karena tidak ada pasiennya, kata pria yang pernah menjabatDirekur Utama RSUD Pandang Panjang sejak 2008 sampai 2013 ini.
Dulu, ungkap dia,penyakit paru-paru yang dulu menempati 10 besar penyakit yang ditangani RSUDPandang Panjang. Bahkan, rumah sakit ini menjadi tempat spesialisasi respirasiatau pernapasan. Kini tak ada lagi pasien berpenyakit itu yang ditangani.
Menurut Yanuar,sejak ada Perdajumlah pasien paru-paru menurun drastis. Dan, akhirnya tidakmasuk lagi 10 besar lagi penyakit tertinggi di Padang Pajang sampai saat ini,ujar dia.
Saking sedikitpasien yang berobat, dokter spesialis paru RSUD Padang Pajang memutuskan pindahke rumah sakit lain yang lebih memerlukan jasanya.
Dokter ituakhirnya menemui saya, dan meminta izin pindah ke RS Batu Sangkar. Itu agarkemampuannya bisa lebih dimanfaatkan masyarakat yang membutuhka, terang Nuryanuwar.
Meski begitu, saatini kekosongan dokter spesialis paru sudah diisi dengan dokter baru. Alasannyaagar bisa tetap melayani jika datang seseorang yang mengalami gangguanparu-paru sewaktu-waktu. (*)