Dinas Kesehatan Pesisir Selatan Imbau Warga Waspadai Penyakit Pasca Banjir

id Dinas Kesehatan Pesisir Selatan,Banjir,Pesisir Selatan

Dinas Kesehatan Pesisir Selatan Imbau Warga Waspadai Penyakit Pasca Banjir

Painan (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kabupaten Pesisir Selatan mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap berbagai penyakit yang rawan muncul setelah banjir. Imbauan ini disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan Pesisir Selatan, Agustina Rahmadani, terkait tingginya genangan air dan kondisi lingkungan lembap di wilayah yang terdampak banjir.

Agustina menjelaskan bahwa pasca banjir, kualitas lingkungan cenderung menurun, dan sumber air bersih sering tercemar, yang mempermudah penyebaran berbagai penyakit. Beberapa penyakit yang umum muncul setelah banjir antara lain infeksi kulit, Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), diare, kolera, tifoid, leptospirosis, dan demam berdarah.

“Genangan air dan sampah yang terbawa banjir menjadi media berkembangnya bakteri, virus, serta hewan pembawa penyakit seperti tikus dan nyamuk. Oleh karena itu, masyarakat harus lebih menjaga kebersihan diri dan lingkungan sekitar,” tegas Agustina.

Ia merinci, penyakit kulit seperti dermatitis jamur atau alergi dapat muncul akibat paparan air dan sampah banjir. Kondisi udara yang lembap juga mempercepat pertumbuhan jamur pada kulit, dengan gejala seperti gatal, kemerahan, dan bintik-bintik pada kulit.

ISPA juga menjadi ancaman serius. Lingkungan yang tidak sehat dan udara lembap dapat mempercepat penularan virus melalui droplet, bersin, dan udara. Gejalanya meliputi flu, batuk, demam, dan sesak napas.

Untuk penyakit pencernaan seperti diare, kolera, dan tifoid, penyebab utama adalah makanan atau air yang terkontaminasi bakteri. Masyarakat diminta untuk memastikan makanan yang dikonsumsi benar-benar bersih dan matang. “Gejala diare, muntah, dan demam harus segera ditangani di fasilitas kesehatan,” tambah Agustina.

Agustina juga mengingatkan bahaya leptospirosis, yang menular melalui urine tikus yang mencemari air banjir dan masuk ke tubuh melalui luka terbuka atau selaput lendir. Gejalanya antara lain demam tinggi, nyeri otot, mimisan, dan mata kuning.

Selain itu, Dinas Kesehatan juga mewaspadai potensi peningkatan kasus demam berdarah (DBD) akibat berkembangnya nyamuk Aedes aegypti di tempat-tempat yang tergenang air. “Setelah banjir, kasus DBD seringkali meningkat. Warga harus menguras, menutup, dan membersihkan tempat-tempat yang berpotensi menjadi sarang nyamuk,” jelasnya.

Untuk mencegah penyebaran penyakit, masyarakat diimbau untuk mengikuti langkah-langkah pembersihan rumah pasca banjir, seperti menggunakan air bersih, memakai alat pelindung diri, menyemprotkan disinfektan, mensterilkan peralatan makan dengan air panas, serta membuang makanan yang terkontaminasi.

Agustina berharap imbauan ini dapat meningkatkan kewaspadaan masyarakat, sehingga risiko penularan penyakit pasca banjir dapat ditekan. “Jaga kebersihan, gunakan air bersih, dan segera kunjungi fasilitas kesehatan jika muncul gejala. Pencegahan lebih baik daripada mengobati,” tutupnya.

Pewarta :
Editor: Antara Sumbar
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.