Padang, (Antara) - Pemerintah Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) melalui Dinas Perkebunan, pada 2015 akan memprioritaskan pengembangan tanaman pala untuk menambah varietas tanaman itu, karena populasinya sudah sedikit disebabkan banyak ditebang masyarakat.
"Pada beberapa dekade terakhir, tanaman jenis pohon pala semakin sedikit karena banyak ditebang dan diganti dengan tanaman lain dengan berbagai alasan," kata Kepala Dinas Perkebunan Sumbar, Fajarudin di Padang, Jumat.
Ia mengatakan, komoditi lain seperti kakao, kopi arabika, kelapa dalam, kelapa sawit dan karet tetap akan menjadi perhatian, namun tanaman pala akan diperhatikan khusus.
Tanaman pala menjadi perhatian utama karena sudah sangat jarang ditanami masyarakat, sehingga dikhawatirkan produksi jenis komoditi itu akan berkurang jauh ke depan.
Sementara penebangan pohon yang sudah ada masih terus dilakukan masyarakat, padahal tanaman pala merupakan tanaman spesifik yang dimiliki Sumbar.
Diakuinya untuk mengembangkan tanaman pala dalam jumlah besar membutuhkan proses yang sangat lama. Namun sekurang-kurangnya bisa dikembangkan di tingkat masyarakat, karena komoditi ini sebenarnya punya nilai ekonomis yang tinggi, dan mudah dalam hal perawatan.
"Perawatan tanaman pala ini tidak terlalu sulit, masyarakat cuma dituntut untuk membersihkan tanah tumbuhnya kurang lebih satu atau dua meter dari pohon, dan menanamnya di tempat yang kering agar tidak mudah terserang hama," ujarnya.
Ia melanjutkan, Kabupaten Pesisir Selatan, Agam dan Kota Solok merupakan daerah penghasil pala terbanyak selama ini, namun akhir-akhir ini produksinya juga semakin berkurang karena pohon pala banyak ditebang dan diganti dengan tanaman jenis lain. (*)
