Bukit Tak Jadi akan Dikembangkan sebagai Lokasi Wisata Paralayang

id Bukit Tak Jadi akan Dikembangkan sebagai Lokasi Wisata Paralayang

Bonjol, (Antara) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pasaman, Sumatera Barat (Sumbar), tengah mengembangkan potensi pariwisata dan olahraga paralayang di Kecamatan Bonjol, yang memiliki lokasi strategis untuk menjadi pusat pariwisata dan sejarah di daerah itu. Wali Nagari Ganggo Hilia, Kecamatan Bonjol, Bondan Kusdianto, di Bonjol, Senin, mengatakan lokasi yang akan dijadikan pusat paralayang tersebut telah disurvei, dan diuji coba oleh atlet nasional yang berasal dari Bali, Bogor, dan juga dari Kabupaten Agam, Sumbar. "Kami telah berkoordinasi dengan pengelola Puncak Lawang, yang ada di Agam, yang telah lebih dahulu terkenal dengan wisata paralayangannya, dimana dari koordinasi yang dilakukan beberapa waktu lalu, potensi wisata tersebut juga dapat dikembangkan di daerah ini," ujarnya. Ia menambahkan wisata paralayang yang disiapkan di Kecamatan Bonjol ini, terletak di arah selatan Benteng Tuanku Imamm Bonjol, atau tepatnya di Bukit Tak Jadi, Nagari Ganggo Hilia. Lokasi yang akan dijadikan wisata paralayang tersebut, berjarak tiga kilometer dari tugu equator, yang ada di Kecamatan Bonjol, dimana di lokasi tersebut, selain potensi paralayang juga terdapat potensi arung jerang, dan panjat tebing. Pengembangan wisata paralayang yang tengah dilakukan dan ditargetkan akan dapat mulai beroperasi pada tahun 2015, seiring rencana menjadikan kecamatan tersebut sebagai daerah wisata sejarah, sehingga nantinya selaian berwisata, masyarakat yang datang ke daerah tersebut juga dapat sekaligus belajar sejarah. "Kami juga telah berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum (PU) dan Dinas Kebudayaan Pemuda dan Olahraga, untuk penyelesaian akses jalan, peneragangn, dan juga keperluan penunjang didaerah tersebut, sehingga potensi yang ada itu dapat digarap maksimal, dan juga menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD)," jelasnya. Selain itu, Wali Nagari setempat Abdulah menjelaskan bukit tak jadi, yang akan dijadikan wisata paralayang tersebut memiliki tinggi 350 meter dari permukaan laut, dengan jarak pendaratan mencapai satu kilometer, dan saat ini tengah dibangun dua lokasi pendaratan, untuk menunjang beroperasinya objek wisata baru tersebut. "Untuk anggaran yang diperlukan, semuanya diserahkan pada dua dinas yang berkaitan dengan pembukaan jalan, penerangan, serta penunjang kegiatan paralayang tersebut," katanya. Bondan menambahkan untuk rencana awal pada tahun ini, lokasi paralayang tersebut, akan dimanfaatkan pada kegiatan Tour de Singkarak, ulangtahun Kabupaten Pasaman, serta peringatan hari kelahiran Imam Bonjol. (*/eko)