Pelti Serius Garap Potensi Penjaringan Talenta Muda

id Pelti Serius Garap Potensi Penjaringan Talenta Muda

Jakarta, (ANTARA) - Pengurus Pusat Persatuan Tenis Seluruh Indonesia (PP Pelti) menyatakan keseriusannya menggarap para pemain usia 12-14 tahun sebagai calon petenis masa depan yang lebih berprestasi. "Pelti akan menjaring sebanyak mungkin talenta tenis usia muda agar bisa menghindari masa depan tenis yang suram. Apabila sudah minim pemain muda berbakat pasti di masa mendatang akan sulit mencari penerus para petenis yang ada sekarang," kata Ketua Umum PP Pelti Wibowo Suseno Wirjawan di kantor PP Pelti di Jakarta, Kamis. Wibowo Suseno disapa Maman itu akan memperbanyak turnamen demi menggaet perhatian dari orang tua agar yakin menyalurkan bakat putra putrinya di dunia tenis. "Harus banyak muncul bakat muda terutama berasal petenis yang didukung orang tua. Supaya orang tua yakin dengan masa depan anak yang bermain tenis salah satu caranya adalah memperbanyak turnamen," kata dia. Menurutnya dengan banyaknya turnamen yang diselenggarakan maka akan memicu keinginan orang tua dalam mengikutkan anaknya turut serta dalam berbagai kejuaraan tenis. "Dengan begitu Pelti akan mudah menentukan petenis terbaik yang akan turun di sejumlah turnamen pribadi atau membela nama Indonesia. Selain itu, dengan turnamen yang diadakan akan muncul pencitraan masa depan tenis yang cerah. Sebaliknya, mereka akan ragu menyalurkan bakat tenis anaknya bila ternyata minim turnamen tenis," kata kakak Ketua Umum PB PBSI Gita Wirjawan itu. "Tahun depan kami akan mengadakan sejumlah turnamen usia muda." Pelti mempersiapkan sejumlah turnamen usia 14-16 tahun seperti Ujung Pandang Cup, New Armada Gubernur Sumatera Utara Cup, Piala Walikota Malang, Piala Walikota Jakarta Pusat, Bantul Dunlop Junior, Piala Rektor UNJ, Piala Pemuda Semen Gresik Junior dan beberapa yang lainnya. Pelti juga akan menggaet sebanyak mungkin sponsor yang akan menjadi sumber pendanaan pengembangan petenis usia muda. "Semakin banyak peserta yang ikut maka sponsor akan gencar," kata Maman. Pencapaian petenis Indonesia sempat mengalami masa emas di era 80-an dan 90-an. Pada tahun 80-an, Wailan Walalangi bersama tim Davis 1982 sempat membawa Indonesia masuk 16 besar Piala Dunia Davis setelah melibas Jepang 5-0. Saat itu Indonesia diperkuat Yustedjo Tarik, Atet Wiyono, Hadiman dan Tintus Arianto Wibowo. Prestasi tersebut kembali terulang pada 1988 dengan materi pemain Wailan, Tintus, Abdul Kahar dan Suharyadi. Wailan dan kawan-kawan juga pernah menyapu bersih tujuh medali emas cabang tenis SEA Games 1987 di Jakarta. Sedangkan tahun 90-an pernah muncul petenis putri Yayuk Basuki yang naik dari peringkat 300 ke 50 besar dunia dalam waktu satu setengah tahun. Prestasi tertingginya pernah mencapai urutan 19 dunia pada 1997. (*/jno)