Delapan PT Perkuat Kerja Sama Dengan Damandiri

id Delapan PT Perkuat Kerja Sama Dengan Damandiri

Padang, (Antara) - Delapan perguruan tinggi (PT) di wilayah Sumatera Barat (Sumbar) dan Muaro Bungo Jambi memperkuat kerja sama dengan Yayasan Dana Sejahtera Mandiri (Damandiri) yang dituangkan dalam bentuk penandatangan kesepakatan pelaksanaan program Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya). Kerja sama ini ditandatangani di di Aula Balairung Caraka Kampus I Universitas Bung Hatta (UBH), kata Humas UBH, Indrawadi di Padang, Senin. Hadir dalam penandanganan tersebut Ketua Yayasan Damandiri, Prof Haryono Suyono yang ikut menandatangani "memorandum of understanding" (Mou) tersebut dengan para rektor dari UBH, Universitas Muh Yamin Solok, Universitas Eka Sakti Padang, Universitas Muaro Bungo, STAIN Padang Panjang, ISI Padang Panjang, IAIN Imam Bonjol dan STIKES Amanah Padang. Dengan ditandatanganinya Mou tersebut diharapkan para akademisi ikut berpartisipasi meningkatkan keberhasilan pelaksanaan program untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Rektor UBH, Prof Dr Niki Lukviarman sebagai tuan rumah dalam menyebutkan bahwa PT dan sekolah tinggi sebenarnya telah mewujudkannya melalui program Kuliah Kerja Nyata Pengabdian Pada Masyarakat (KKN-PPM), khususnya mahasiswa. Tidak ketinggalan pula para dosen pengajar yang juga ikut melakukan pengabdian lewat berbagai macam pengabdian pada masyarakat, sebutnya. "Dengan kerja sama ini tidak hanya sebagai wadah untuk bertukar hasil riset dan pengabdian kepada masyarakat. Lebih dari itu, upaya peningkatan pemberdayaan keluarga ini diharapkan dapat menjadi bagian dalam membangun masyarakat baru yang lebih maju dan sejahtera," katanya. Sementara itu, Ketua Yayasan Damandiri, Prof Haryono Suyono dengan penuh gurau dalam memaparkan program pembentukan posdaya menjelaskan bahwa mulanya Posdaya ditujukan untuk menggalakkan kembali budaya gotong-royong di kalangan masyarakat pedesaan. Dengan sistem gotong-royong tersebut masyarakat dari keluarga mampu didorong untuk mengangkat kesejahteraan keluarga prasejahtera, sebutnya. "Kalau ruh gotong-royongnya agak mundur disegarkan lagi agar keluarga kaya ikut menarik kesejahteraan keluarga miskin dan kata keluarga miskin kita haluskan dengan kata keluarga prasejahtera," jelasnya. Ia menyebutkan kegiatan Posdaya diukur dari besarnya tingkat partisipasi masyarakat di dalamnya. Ukuran keberhasilan program dilihat dari tingginya partisipasi warga terutama dari keluarga miskin. Ia mengatakan saat ini sudah ada 250-an PT dan 35.000-an Posdaya yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia. Harapannya sinergi dengan perguruan tinggi melalui program KKN tidak hanya berhenti dalam pembentukan Posdaya, tetapi mengisi Posdaya. "Posdaya juga bisa menjadi forum silaturahim, komunikasi, informasi, edukasi, advokasi sekaligus bisa dikembangkan menjadi wadah koordinasi kegiatan penguatan fungsi-fungsi-fungsi keluarga secara terpadu. Harapan kami, semoga semua persoalan-persoalan tersebut bisa dituntaskan," katanya. Sedangkan panitia pelaksana acara itu, Ir Indra Khaidir,MT menjelaskan Posdaya terbentuk dari upaya yang timbul dari kesadaran masyarakat sendiri yang secara cerdas untuk mengentaskan kemiskinannya. Bukan mengandalkan berbagai bantuan yang hanya bertujuan memanjakan. Dengan Posdaya, masyarakat juga terus dilatih untuk menumbuhkan semangat dalam berkreativitas agar keterampilannya semakin tercipta, katanya. "Untuk keberlanjutannya, baik pemerintah, masyarakat, universitas, LSM, dan berbagai perusahaan sudah seharusnyalah mendukung, bahkan memperluas Posdaya di seluruh pelosok nusantara ini," harap ketua Pengelola KKN-PPM UBH ini. (*/sun)