Jakarta, (Antara) - Tabuh bedug serentak dari delapan penjuru di Plaza Tugu Api Pancasila, Kawasan Taman Mini Indonesia Indah memecahkan rekor dunia.
"Ini merupakan sesuatu yang langka dalam rekor dunia karena dimana lagi selain di Indonesia, budaya memukul bedug dan ini terlama. Bukan hanya rekor Muri, tapi juga rekor dunia," kata Direktur Operasional TMII Ade F Meyliala di Plaza Tugu Api Pancasila, Jakarta, Kamis.
Ade menjelaskan rekor tersebut juga serba diwarnai angka delapan, yakni diadakan pada tanggal 8, bulan 8, mulai pukul 08.00 WIB, delapan jam nonstop dan di delapan penjuru Tugu Api Pancasila TMII.
"Kita juga ambil momentumnya, jarang-jarang tanggal 8, bulan 8 dan bertepatan dengan Idul Fitri," katanya.
Dia menambahkan rekor yang bertemakan "Menanamkan Ajaran Asta Brata untuk Mendapatkan Pemimpin yang Unggul" itu dilatarbelakangi rasa keprihatinan atas krisis kepemimpinan bangsa.
"Saat ini kita memerlukan sosok pemimpin yang dapat dijadikan teladan agar bangsa kita menjadi bangsa yang maju, makmur, cerdas, adil dan beradab," katanya.
Ade menuturkan teman "Asta Brata" merupakan delapan ajaran, filsafat atau ilmu kepemimpinan mulia dari warisan tanah Nusantara yang dapat dipergunakan untuk meningkatkan kualitas sebagai seorang pemimpin.
Dia menyebutkan kedelapan kepemimpinan itu yakni, surya atau mentari (tumbuh berkembang), candra atau rembulan memberikan dorongan atau motivasi), kartika atau bintang (menjadi teladan), angkasa atau langit (menampung aspirasi), bayu atau angin (dekat dengan rakyat), samodra atau lautan (adil, bijaksana dan penuh kasih sayang), agni atau api (berwibawa dan berani) dan pertiwi atau bumi (murah hati).
"Ini juga mendekatkan diri dengan kearifan lokal karena TMII selalu mengambil tema kolosal dalam tiap 'event'-nya," katanya.
Dia mengatakan tabuh bedug tersebut melibatkan seniman dari Karawang dan masyarakat sekitar yang berjumlah 48 penabuh dan 16 bedug.
Namun, Ade menampik jika tema kepemimpinan tabuh bedug tersebut berkaitan dengan Pemilu 2014.
"Memahami filosofi kepemimpinan ini, tentu umum bukan hanya soal Pemilu 2014 saja, tapi memang kita masih butuh pemimpin yang mencitrakan Asta Brata dan dilihat momennya memang pas," katanya.
Dia berharap dengan adanya pencapaian tersebut, pengunjung lebih menyadari dan mencintai akan budaya lokal dan bisa menjadi edukasi bagi mereka. (*/jno)