Padang, (Antara Sumbar) - Buku tentang perjalanan musik Minang modern yang ditulis oleh Agusli Taher diluncurkan di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas (Unand) Padang Sumatera Barat, Rabu.

Penulis buku yang merupakan seorang praktisi musik Minang, Agusli Taher di Padang, Rabu, mengatakan dalam perjalanannya musik Minang sudah dikenal oleh masyarakat luas.

"Pada era 1960-an melalui grup musik Gumarang musik Minang sudah dibawa melanglang buana keliling Indonesia," katanya.

Menurutnya semenjak era 60-an itu dengan produktifitas yang cukup tinggi, Sumbar kemudian menjadi Industri musik terbesar kedua di Indonesia setelah Jakarta.

Perkembangan yang terjadi itu dilakukan oleh pelaku-pelaku seni yang tidak melalui pembinaan yang intens, akan tetapi mereka berkembang dengan sendirinya.

"Salah satu keunikan pelaku seni di Sumbar itu adalah tanpa pembinaan pun mereka sanggup berkarya dengan baik, apalagi kalau dibina secara berkelanjutan," kata dia.

Ia mengharapkan para pemangku kebijakan dapat memperhatikan keberadan pelaku dan industri musik Minang yang sudah sejak lama berkembang di Sumbar.

"Kita tentu mengharapkan agar pemerintah bisa ikut memperhatikan pelaku musik Minang, sebab secara tidak langsung mereka ikut membangun perekenomian dan kebudayaan di Sumbar," katanya.

Peneliti musik dari Universitas Leiden, Suryadi mengatakan Sumbar memang benar pernah menjadi tempat berkembangnya industri musik terbesar kedua setelah Jakarta.

"Buku ini menarik, karena selain bisa menjadi referensi bagi para akademisi, buku ini ditulis langsung oleh seorang praktisi," katanya. (*)

Pewarta : Syahrul Rahmat
Editor :
Copyright © ANTARA 2024