Jakarta, (Antara) - Mantan Danpuspom TNI Mayjen (Purn) Syamsu Djalal menegaskan anggota Tim Mawar yang melakukan penculikan terhadap aktivis sudah diadili melalui mahkamah militer dan tidak terkait dengan Prabowo Subianto.
"Prabowo hanya merasa bertanggung jawab saja, dalam militer tidak ada prajurit yang bersalah, yang salah komandannya," katanya di Jakarta, Kamis.
Dikatakan, dirinya sendiri yang menangani kasus itu karena diminta oleh menhankam saat itu untuk segera menyelesaikan kasus tersebut.
Ia menambahkan Tim Mawar itu sendiri semula bertugas untuk pengamanan Sidang Umum MPR. "Namun Tim Mawar menyalahgunakan wewenangnya," katanya.
Syamsu Djalal juga minta masalah Dewan Kehormatan Perwira (DKP) tidak perlu diungkit-ungkit lagi karena persoalan Prabowo Subianto sudah diputuskan melalui ketetapan presiden.
"Pemberhentian dengan hormat oleh presiden (Habibie) itu paling tinggi, tidak bisa dibantah lagi. DKP tidak usah diungkit-ungkit lagi," katanya.
Syamsu Djalal mengimbau para purnawatiran harus menunjukkan bahwa di badannya masih ada nilai-nilai Sapta Marga. "Mari kita jaga kekompakan, jangan mau diadu domba," katanya.
Ia juga merasa prihatin terhadap perilaku purnawirawan saat ini yang saling membuka aib. "Sebagai orang beragama, tidak boleh membongkar aib, tidak ada gunanya. Mulut itu harus dijaga, kita menyakiti orang lain berdosa apalagi ngomongin orang lain. Jangan sok tahu," katanya.
Ditegaskan, peristiwa yang lalu sudah dilupakan jangan dimanfaatkan untuk saling sikut-menyikut. "Rekan-rekan purnawirawan baik senior maupun yunior saya, jaga kekompakan. Bhineka Tunggal Ika," katanya.
Ia menyebutkan pemilihan presiden (pilpres) saat ini sudah menjurus konflik. "Karena itu lebih baik beradu visi dan misi saja untuk mensejahterakan bangsa Indonesia," katanya.
Dikatakan, demokrasi ini akan sangat mahal biayanya jika menghalalkan segala cara guna menuju sebuah kekuasaan, untuk menjadi paling dominan di atas lain, menjadi paling benar dibandingkan pihak lain.
"Bangsa kita sejak dahulu memiliki sikap pemaaf dan sifat inilah yang seharusnya dimiliki oleh para pelaku demokrasi ini," katanya.
Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014 diikuti oleh dua capres/cawapres, yakni, Prabowo Subianto-Hatta Rajasa nomor urut 1 dan Joko Widodo-Jusuf Kalla nomor urut 2. (*/WIJ)