Jenewa, (Antara Sumbar) - Dalam periode pertengahan Oktober 2016 hingga pertengahan Mei 2017, anggota Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) mencatat rata-rata hambatan perdagangan baru bulanan terendah sejak krisis keuangan 2008, kata laporan tengah tahun perkembangan terkait perdagangan yang disampaikan kepada anggota WTO, Senin (24/7).
Laporan tersebut menunjukkan bahwa 74 tindakan pembatasan perdagangan baru diprakarsai oleh anggota WTO selama masa peninjauan, termasuk tarif baru atau peningkatan tarif, peraturan bea cukai dan batasan kuantitatif, yang berjumlah hampir 11 tindakan baru per bulan.
Ini merupakan penurunan yang signifikan dibanding selama periode tinjauan sebelumnya (pertengahan Oktober 2015 sampai pertengahan Oktober 2016), di mana rata-rata 15 tindakan per bulan dicatat.
"Laporan tersebut menunjukkan adanya penurunan yang menggembirakan dalam ukuran tindakan hambatan perdagangan baru menempatkan rata-rata bulanan terendah sejak krisis keuangan," kata Direktur Jenderal WTO Roberto Azevedo.
Selama periode yang sama, anggota WTO menerapkan 80 langkah baru (lebih dari 11 langkah baru per bulan) yang ditujukan untuk memfasilitasi perdagangan, termasuk menghilangkan atau mengurangi tarif dan menyederhanakan prosedur kepabeanan.
WTO juga memperkirakan bahwa cakupan perdagangan tindakan fasilitasi impor (183 miliar dolar AS) lebih dari tiga kali perkiraan cakupan perdagangan dari tindakan pembatasan impor (49 miliar dolar AS).
"Cakupan perdagangan yang lebih besar mengenai langkah-langkah memfasilitasi impor selama periode tinjauan juga merupakan perkembangan yang sangat positif dan merupakan tanda jelas bahwa anggota WTO berupaya memperbaiki lingkungan perdagangan global." kata Azevedo.
Dia mendesak anggota WTO untuk terus menunjukkan sikap moderat dan menahan diri dalam penggunaan pembatasan perdagangan, meskipun ada ketidakpastian yang terus berlanjut, yang dihadapi ekonomi global.
Laporan tersebut juga meminta para anggota untuk terus memperbaiki lingkungan perdagangan global, termasuk dengan menerapkan Kesepakatan Fasilitasi Perdagangan WTO yang mulai berlaku pada Februari tahun ini, dan bekerja sama untuk mencapai hasil yang baik dalam konferensi tingkat menteri WTO mendatang pada Desember di Buenos Aires. (*)
Berita Terkait
China dan AS berdebat di pertemuan WTO tentang sengketa perdagangan
Sabtu, 28 Januari 2023 8:17 Wib
Pemerintah akan larang ekspor bauksit
Rabu, 18 Januari 2023 19:49 Wib
Kalah dalam gugatan di WTO, Jokowi: Indonesia dipaksa ekspor bijih nikel
Jumat, 2 Desember 2022 13:45 Wib
Putin akan perbarui strategi di WTO di tengah sanksi perusahaan-perusahaan Rusia oleh Barat
Kamis, 21 April 2022 7:59 Wib
Presiden tegaskan gugatan WTO tak surutkan niat hentikan ekspor bahan mentah
Jumat, 11 Maret 2022 13:20 Wib
Ngozi Okonjo-Iweala, bakal menjadi wanita pertama pimpin WTO
Sabtu, 6 Februari 2021 9:58 Wib
Perdagangan barang diprediksi suram karena ancaman virus
Selasa, 18 Februari 2020 7:32 Wib
Indonesia menang sengketa kertas atas Australia
Kamis, 5 Desember 2019 14:53 Wib