Jakarta, (Antara) - Pengamat hukum internasional dari Universitas Indonesia Prof Dr Hikmahanto Juwana mengatakan Indonesia harus bisa mengajukan gagasan yang orisinal pada Konferensi Asia Afrika 2015 yang didasari oleh Dasasila Bandung.
"Indonesia merupakan penggagas Konferensi Asia Afrika 1955. Kini, Indonesia juga harus bisa memberikan gagasan orisinal bagi bangsa-bangsa Asia-Afrika," kata Hikmahanto Juwana saat dihubungi di Jakarta, Minggu.
Gagasan pertama adalah bagaimana mewujudkan nilai-nilai dari Asia dan Afrika bisa menjadi nilai-nilai universal. Sebab, nilai-nilai universal saat ini lebih banyak didominasi oleh tradisi Barat, yaitu Eropa, Amerika Serikat dan Australia.
"Nilai-nilai dari Asia-Afrika selama ini masih kurang. Kesamaan nilai di antara negara Asia-Afrika bisa digali dan disumbangkan untuk menjadi nilai yang universal," tuturnya.
Karena kurangnya nilai universal yang berasal dari Asia-Afrika, Hikmahanto mengatakan berakibat pada generasi muda saat ini, di belahan dunia mana pun, cenderung mengadopsi nilai Barat.
Indonesia juga bisa mengajukan gagasan agar permasalahan di kawasan Asia-Afrika harus mampu diselesaikan oleh bangsa Asia-Afrika sendiri tanpa intervensi Barat.
"Selama ini, banyak konflik di Asia-Afrika yang berdampak internasional, tidak bisa diselesaikan sendiri oleh bangsa Asia-Afrika. Indonesia bisa mengajukan semangat Dasasila Bandung supaya negara-negara Asia-Afrika bisa menyelesaikan sendiri masalahnya," katanya.
Selain itu, Indonesia juga harus menggagas semangat bangsa Asia-Afrika untuk lepas dari ketergantungan lembaga ekonomi Barat. Bila memungkinkan, bangsa Asia-Afrika bisa membentuk sendiri lembaga keuangan untuk membantu negara-negara anggotanya menyelesaikan masalah ekonominya.
"Bila masih tergantung dengan ekonomi Barat, bangsa Asia-Afrika tidak akan bisa benar-benar merdeka. Seandainya bisa bebas akan sangat luar biasa," tuturnya.
Hikmahanto mengatakan sebelumnya Bank Dunia dibentuk untuk merekonstruksi kembali Eropa setelah Perang Dunia II. Setelah itu, Eropa secara ekonomi bisa bersaing dengan Amerika Serikat.
"Namun, mengapa ketika Bank Dunia membantu negara-negara Asia-Afrika, mereka tetap tidak bisa bersaing dengan Eropa dan Amerika Serikat?" tanyanya. (*)
Berita Terkait
Indonesia kecam keras serangan Israel di Kota Rafah
Rabu, 8 Mei 2024 5:15 Wib
Tim putri Indonesia U-17 takluk dari Filipina dengan skor 1-6
Selasa, 7 Mei 2024 5:11 Wib
Sinisha nilai pemain timnas Indonesia U-17 punya kelebihan di individu
Selasa, 7 Mei 2024 5:11 Wib
Tim Piala Thomas dan Uber kembali ke Indonesia
Selasa, 7 Mei 2024 5:09 Wib
BPS sosialisasikan Satu Data Indonesia di Pasaman Barat
Senin, 6 Mei 2024 19:22 Wib
Erick Thohir sebut generasi emas sepak bola Indonesia telah lahir
Senin, 6 Mei 2024 13:39 Wib
Berhasil Comeback, Jakarta Electric PLN tumbangkan Gresik Petrokimia Pupuk Indonesia
Senin, 6 Mei 2024 11:18 Wib
FIFA umumkan pertandingan Indonesia lawan Guinea digelar tertutup
Senin, 6 Mei 2024 9:42 Wib