Tunadaksa Berkaki Palsu Kurang dari 10 Persen

id Tunadaksa Berkaki Palsu Kurang dari 10 Persen

Jakarta, (Antara) - Penderita tunadaksa yang saat ini menggunakan kaki palsu belum mencapai 10 persen dari total penyandang disabilitas secara nasional, kata Supervisor Yayasan Peduli Tuna Daksa M Syaid. "Penyandang tunadaksa secara nasional mencapai lebih dari 1 juta jiwa. Saat ini yang sudah memiliki kaki palsu baru mencapai 71.000. Jadi belum ada 10 persennya," kata M Syaid di Jakarta, Selasa. Syaid mengatakan salah satu penyebab banyaknya penyandang disabilitas tidak memiliki kaki palsu karena malu untuk keluar rumah, termasuk untuk mendapatkan kaki palsu. Padahal, mereka memerlukan kaki palsu supaya dapat beraktivitas dan melakukan kegiatan yang produktif, sehingga dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri. "Kalau tidak memiliki kaki palsu dan tidak dapat beraktifitas, mereka biasanya hanya bisa berdiam diri di rumah. Mereka harus diberdayakan untuk memenuhi kebutuhannya. Karena itu, keberadaan kaki palsu bagi mereka cukup penting," katanya. Syaid mengatakan ada berbagai sebab seseorang menjadi tunadaksa. Selain karena bawaan sejak lahir, ada juga yang kaki atau bagian tubuhnya yang lain harus diamputasi karena kecelakaan atau penyakit seperti diabetes. "Di Jakarta lebih banyak penyandang tunadaksa yang disebabkan kecelakaan atau diabetes, sedangkan di daerah lebih banyak karena bawaan sejak lahir," katanya. Menurut Syaid biasanya penyandang tunadaksa yang merasa malu untuk keluar rumah yang disebabkan oleh kecelakaan atau penyakit. Namun, di beberapa daerah ada juga yang merasa malu karena tunadaksa sejak lahir. Untuk membantu tunadaksa beraktivitas, Yayasan Peduli Tunadaksa telah memberikan cukup banyak kaki palsu kepada para penyandang disabilitas, bekerja sama dengan program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) PT Asuransi Jiwa Sequis Life. "From Disable to The Able merupakan program CSR Sequislife. Pada 2013, kami membagikan 1.000 kaki palsu kepada penyandang disabilitas. Tahun ini, kami kembali menargetkan 1.000 kaki palsu untuk tunadaksa," kata Presiden Direktur dan CEO Sequislife Tatang Wijaya. Pemberian kaki palsu pertama pada 2014 diserahkan kepada Rina Fatina Oktari (25), warga Cipulir, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan yang tidak memiliki kaki sejak lahir. "Dengan adanya kaki palsu ini, saya dapat beraktivitas seperti orang normal lainnya. Sekarang saya bisa berjalan dan mendapat pekerjaan," kata Rina yang kini bekerja sebagai pegawai administrasi di sebuah perusahaan swasta. (*/jno)