RUPST Mandiri Setujui Dividen 30 Persen

id RUPST Mandiri Setujui Dividen 30 Persen

Jakarta, (Antara) - Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Bank Mandiri (Persero) Tbk menyetujui pembayaran dividen sebesar 30 persen dari laba bersih 2013 atau Rp5,46 triliun kepada pemegang saham. Direktur Finance and Stratregy Bank Mandiri Pahala N Mansury mengatakan, pemberian dividen tersebut merupakan bentuk apresiasi kepada pemegang saham yang telah mendukung kinerja Bank Mandiri selama 2013. "Kebijakan dividen ini sejalan dengan komitmen kami untuk memberikan total return yang optimal kepada para pemegang saham," ujar Pahala saat jumpa pers di Jakarta, Kamis. Pemegang saham sendiri juga menyetujui penggunaan 57,1 persen dari laba bersih atau sebesar Rp10,39 triliun sebagai laba ditahan untuk memperkuat struktur permodalan dalam rencana ekspansi bisnis perseroan. "Kami juga melakukan penguatan modal, agar memiliki ruang untuk terus bertumbuh secara solid dan mampu merealisasikan rencana bisnis yang telah disusun," kata Pahala. Pahala menuturkan, kinerja Mandiri sepanjang 2013 telah menunjukkan peningkatan yang signifikan di semua aspek keuangan. Secara keseluruhan, lanjutnya, Mandiri juga berhasil menyelesaikan rencana kerja dengan baik, bukan hanya dari sisi keuangan, namun juga meningkatkan kualitas layanan, penguatan manajemen risiko dan penerapan good governance. Pada 2013, Mandiri mencatatkan total dana murah terbesar di industri perbankan nasional. Total dana murah Bank Mandiri mencapai Rp360 triliun, tumbuh 13,9 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. "Besarnya komposisi dana murah di Bank Mandiri menjadi bukti tingginya kepercayaan masyarakat, akses layanan yang semakin mudah serta kenyamanan dalam bertransaksi yang terus meningkat," ujar Pahala. Sementara itu, untuk kredit, Mandiri menyalurkan Rp360,4 triliun ke sektor produktif atau tumbuh 23,3 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Dari segmentasi kredit, pertumbuhan tertinggi berasal dari segmen mikro yang mencapai 42,3 persen menjadi Rp27 triliun pada 2013. Kredit bermasalah (NPL) juga terjaga di tingkat 0,58 persen. "Melalui pengelolaan risiko kredit yang baik, kami mampu mendorong pertumbuhan kredit secara positif dengan NPL yang terkontrol di level rendah. Kami akan terus melaksanakan penyelesaian kredit bermasalah secara hati-hati untuk memberikan hasil yang optimal," ujar Pahala. (*/sun)

Pewarta :
Editor: Antara Sumbar
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.