Bukittinggi (ANTARA) - Universitas Mohammad Natsir (UM Natsir) Bukittinggi mengirimkan 58 relawan dalam Aksi Tanggap Bencana ke Nagari Salareh Aia Timur, Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam, Sumatera Barat.
Kegiatan ini berlangsung sejak Selasa, 16 hingga 31 Desember 2025, dengan fokus utama pada distribusi logistik, pendataan warga terdampak, layanan kesehatan, serta pendampingan trauma healing pascabanjir.
"Kami ingin hadir langsung di tengah masyarakat agar mereka tidak merasa sendiri menghadapi musibah ini. Bantuan kemanusiaan harus disertai empati dan kehadiran nyata,” kata Ketua Tim Pengabdian Tanggap Bencana UM Natsir, Hengki, Minggu (21/12).
Relawan yang diterjunkan terdiri dari mahasiswa Kuliah Kerja Nyata, satuan tugas tanggap bencana, dan dosen UM Natsir.
Selama bertugas di lokasi, para mahasiswa memilih tinggal di rumah warga di kawasan Simpang Palo Padang agar dapat berbaur langsung dengan masyarakat serta memahami secara nyata dampak sosial dan psikologis yang ditimbulkan oleh bencana.
Aksi kemanusiaan ini juga dipimpin Rektor UM Natsir Bukittinggi, Afridian Wirahadi Ahmad. Tim menerapkan metode pendataan dan distribusi bantuan secara door to door untuk memastikan logistik diterima langsung oleh warga yang paling membutuhkan sekaligus memperoleh data riil kondisi masyarakat pascabencana.
Kehadiran relawan tidak semata-mata bertujuan menyalurkan bantuan logistik, tetapi juga memberikan pendampingan moral bagi warga yang tengah berjuang bangkit dari trauma.
Rektor UM Natsir Bukittinggi, Afridian Wirahadi Ahmad, menyampaikan bahwa perguruan tinggi memiliki peran strategis dalam respon kebencanaan, tidak hanya dalam distribusi bantuan, tetapi juga edukasi, pendataan, dan pemulihan sosial masyarakat.
Ia menjelaskan, kegiatan yang dilakukan mencakup pendataan kependudukan dan administrasi warga, distribusi logistik, pelayanan kesehatan, serta trauma healing bagi pengungsi.
“Musibah banjir ini menyebabkan banyak warga tinggal di pengungsian dan membutuhkan perhatian serius, baik kebutuhan dasar maupun kesehatan. Kegiatan ini kami laksanakan hingga akhir tahun dan akan diperpanjang jika masih dibutuhkan,” katanya.
Afridian menambahkan, sebelum aksi ini digelar, Rumah Sakit Ibnu Sina Bukittinggi juga telah menurunkan tim dokter dan tenaga kesehatan, termasuk mahasiswa keperawatan, untuk melakukan pelayanan kesehatan dari rumah ke rumah.
Layanan tersebut meliputi pemeriksaan kesehatan, pengobatan luka ringan, serta pendampingan medis bagi warga terdampak.
Wali Nagari Salareh Aia Timur, Ahmad Fauzi, menyebut kehadiran Tim Tanggap Bencana UM Natsir sangat membantu pemerintah nagari dalam menjangkau warga terdampak secara langsung.
Ia menilai metode pendataan dan distribusi logistik secara door to door memberikan dampak besar bagi masyarakat yang sedang berduka.
“Dengan hadirnya adik-adik mahasiswa dan tim, kami merasakan kehangatan dan kepedulian. Ini sangat berarti bagi masyarakat kami yang hari ini masih diliputi kesedihan,” ujarnya.
Tim Satgas Tanggap Bencana UM Natsir memastikan kegiatan pendataan, distribusi logistik, layanan kesehatan, dan trauma healing akan terus berlanjut hingga seluruh warga terdampak di Nagari Salareh Aia Timur terdata dengan baik dan kebutuhan dasar mereka terpenuhi secara merata.
Di tengah lumpur, puing-puing rumah, dan duka yang masih terasa, kehadiran para relawan menjadi penopang harapan bahwa nilai kemanusiaan tetap hidup dan saling menguatkan di saat bencana melanda.
