Kota Sawahlunto (ANTARA) - Wali Kota Sawahlunto, Sumatera Barat (Sumbar) Riyanda Putra mengatakan songket silungkang yang telah menjadi warisan budaya tak benda nasional merupakan salah satu cerminan dari identitas sejarah.
"Setiap benang yang terjalin adalah cerminan dari identitas sejarah dan keindahan," kata Wali Kota Sawahlunto Riyanda Putra dalam rangkaian Sawahlunto International Songket Silungkang Carnival (SISSCa) 2025 di Kota Sawahlunto, Minggu.
Riyanda menjelaskan setiap motif songket memiliki makna filosofis yang mendalam termasuk menceritakan kisah tentang alam, tradisi dan spritualitas. Oleh sebab itu, songket sejatinya merupakan aset daerah Sawahlunto yang harus terus dijaga dan dilestarikan bersama.
Salah satu upaya yang dilakukan Pemerintah Kota Sawahlunto untuk melestarikan dan mempromosikan songket silungkang ialah melalui event SISSCa 2025. Kegiatan yang masuk dalam 110 Kharisma Event Nusantara (KEN) pada Kementerian Pariwisata Republik Indonesia itu, pemerintah setempat ingin menunjukkan kepada dunia bahwa songket bukan sekadar selembar kain, melainkan sebuah karya seni yang hidup, dinamis dan relevan di era modern.
Selain itu, SISSCa juga menjadi kesempatan bagi para pengrajin setempat untuk memamerkan kreativitas mereka. Kemudian bagi generasi muda dapat menjadi wadah untuk lebih mengenal serta mencintai warisan budaya sendiri.
"Karnaval ini diharapkan mampu memperkaya khazanah budaya dan mendorong pertumbuhan ekonomi lokal melalui industri kreatif," ujarnya.
Sementara itu, Asisten Deputi Pemasaran Pariwisata Nusantara, Kemenpar RI Erwita Dianti mengatakan event SISSCa bukan hanya sekadar kegiatan selebrasi namun upaya mengenalkan budaya Nusantara ke kancah internasional.
"Penyelenggaraan SISSCa bukanlah sebuah selebrasi semata melainkan upaya untuk melestarikan dan mengenalkan warisan budaya kita kepada masyarakat domestik maupun internasional," kata Erwita Dianti.
