Pemprov Sumbar antisipasi sejumlah penyakit pascabencana banjir

id penyakit ispa, penyakit setelah bencana,bencana banjir,penyakit diare,kepala dinas kesehatan sumbar,lila yanwar,antisipasi penyakit pascabencana banji

Pemprov Sumbar antisipasi sejumlah penyakit pascabencana banjir

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumbar Lila Yanwar saat diwawancarai di Padang. (ANTARA/Muhammad Zulfikar).

Padang (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Barat (Sumbar) melalui Dinas Kesehatan setempat mengantisipasi sejumlah penyakit pascabencana banjir dan tanah longsor yang melanda Kabupaten Pesisir Selatan.

"Yang kami lihat sekarang itu ada tren kenaikan infeksi saluran pernapasan akut dan diare di Kabupaten Pesisir Selatan," kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumbar Lila Yanwar di Padang, Selasa.

Untuk mengantisipasi dua penyakit tersebut menjadi kejadian luar biasa atau peningkatan yang signifikan, pihaknya melakukan sejumlah intervensi kesehatan di lokasi-lokasi bencana.

Sejak awal bencana hidrometeorologi melanda 15 kecamatan di Kabupaten Pesisir Selatan, kata dia, Dinkes Sumbar telah meminta agar pemadam kebakaran membersihkan lumpur yang menimbun rumah warga.

Sebab, lanjutnya, tumpukan lumpur ditambah bangkai-bangkai hewan yang mati akibat terseret banjir bisa menjadi sumber penyebaran penyakit kulit, diare, ISPA, dan lain sebagainya.

Tidak hanya itu pemerintah juga memastikan kelompok rentan yakni bayi, balita, dan orang tua, kata dia, mendapatkan makanan serta asupan gizi yang mencukupi agar terhindar dari paparan penyakit.

"Jadi langkah pertama mengantisipasi penyakit ini adalah pencegahan, disamping tetap menyediakan posko layanan kesehatan," ujarnya.

Selain itu berdasarkan laporan tenaga medis di sejumlah lokasi bencana, kata dia, masyarakat juga sudah mulai mengalami demam. Kondisi itu terus dipantau dan diantisipasi pemerintah setempat dengan menyiagakan tenaga kesehatan.

Dinkes Sumbar bersama Dinkes Kabupaten Pesisir Selatan juga membagikan masker kepada penyintas banjir dan tanah longsor.

"Kami mengkhawatirkan ketika lumpur ini sudah kering ditambah bangkai binatang tertiup angin, maka sangat rentan terhirup masyarakat," ujarnya.